Study Tentang Stroke: Orang Tinggal Dipegunungan Kecil Resiko Terserang Stroke Ketimbang Didataran Rendah

- Kamis, 6 Oktober 2022 | 06:10 WIB
Stroke, Ilustrasi (Foto: Ist)
Stroke, Ilustrasi (Foto: Ist)

METRO SULTENG-Stroke merupakan penyebab utama kematian dan kecacatan di seluruh dunia. Stroke biasanya terjadi karena penyumbatan, seperti gumpalan darah, di salah satu arteri yang memasok darah ke atau di dalam otak.

Kita mungkin akrab dengan beberapa gaya hidup paling umum dan faktor kesehatan yang berkontribusi terhadap risiko stroke, termasuk merokok. , tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan kurang aktivitas fisik.

Namun, ada faktor lain yang diabaikan yang juga dapat memengaruhi risiko stroke Anda -

  • Pegunungan

Pegunungan yang lebih tinggi berarti ketersediaan oksigen yang lebih sedikit, sehingga orang yang tinggal di dataran tinggi telah beradaptasi dengan kondisi ini.

Namun, bagaimana lingkungan ini mempengaruhi peluang seseorang terkena stroke masih belum jelas.

Bukti anekdotal menunjukkan bahwa paparan jangka pendek terhadap oksigen rendah dapat berkontribusi pada peningkatan pembekuan darah dan risiko stroke, tetapi risiko di antara orang-orang yang secara permanen tinggal di dataran tinggi tidak jelas.

Para peneliti di Ekuador berada dalam posisi unik untuk mengeksplorasi fenomena ini, karena kehadiran Andes Ekuador berarti bahwa orang-orang di negara itu hidup di berbagai ketinggian.

Baca Juga: Tips Hidup Sehat dari Duta Jantung Indonesia Mikha Tambayong

"Motivasi utama dari pekerjaan kami adalah untuk meningkatkan kesadaran akan masalah yang sangat sedikit dieksplorasi," jelas Profesor Esteban Ortiz-Prado dari Universidad de las Americas di Ekuador, dan penulis utama studi tersebut dilansir Metro Sulteng dari MDTV.

Artinya, lebih dari 160 juta orang tinggal di atas 2.500 meter dan sangat sedikit informasi mengenai perbedaan epidemiologi dalam hal stroke di ketinggian.

"Kami ingin memberikan kontribusi pengetahuan baru pada populasi ini yang sering dianggap sama dengan populasi. hidup di permukaan laut, dan dari sudut pandang fisiologis kita sangat berbeda," tambah Profesor Ortiz-Prado.

  • Memecahkan misteri

Para peneliti mempelajari catatan rumah sakit di Ekuador antara tahun 2001 dan 2017, dan menilai tingkat rawat inap stroke dan kematian di antara orang-orang yang tinggal di empat rentang ketinggian yang berbeda: ketinggian rendah (di bawah 1.500 meter), ketinggian sedang (1.500-2.500 meter), ketinggian tinggi. (2.500-3.500 meter) dan ketinggian sangat tinggi (3.500-5.500 meter).

Baca Juga: Jerawat? Ini Cara Sederhana Menguranginya, Salahsatunya Oleskan Es dan Tips Ini

Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang yang tinggal di dataran tinggi (di atas 2.500 meter) cenderung mengalami stroke di usia yang lebih tua dibandingkan dengan mereka yang tinggal di dataran rendah.

Menariknya, orang yang tinggal di dataran tinggi juga lebih kecil kemungkinannya untuk dirawat di rumah sakit atau meninggal karena stroke. Namun, efek perlindungan ini lebih besar antara 2.000 dan 3.500 meter dan sedikit di atas 3.500 meter.

Halaman:

Editor: Subandi Arya

Tags

Terkini

X