SETIAP orang pasti pernah mengalami kecemasan, namun kecemasan kronis dapat mengganggu kualitas hidup. Terkadang kecemasan dianggap sebagai perubahan perilaku, namun kecemasan juga dapat menimbulkan konsekuensi serius pada kesehatan fisik.
Hidup dengan kecemasan kronis dapat menyebabkan stres fisik pada tubuh manusia, terutama pada sistem saraf, kardiovaskular, pencernaan, kekebalan dan pernapasan.
Nah, pasti banyak nih yang bertanya-tanya, apa sih pengaruh dan dampak kecemasan pada tubuh? ini ulasannya :
Dilansir dari Healthline.com, kecemasan adalah bagian alami dari kehidupan. Contoh misalnya, rasa cemas sebelum berbicara pada suatu kelompok atau dalam wawancara kerja, dalam hal ini kecemasan masih terbilang normal.
Dalam jangka pendek, kecemasan meningkatkan pernapasan dan detak jantung, serta memusatkan aliran darah ke otak. Respons fisik ini biasanya dalam menghadapi situasi yang intens.
Namun jika terlalu intens, gejala-gejala mungkin mulai terasa, seperti pusing dan mual. Kecemasan yang berlebihan atau terus-menerus dapat berdampak buruk pada kesehatan fisik dan mental.
Apabila dibiarkan, orang dengan kecemasan tinggi mungkin merasakan gejala kecemasan fisik, seperti pernapasan atau detak jantung yang cepat, sakit kepala ringan atau pusing, sakit perut, gangguan pencernaan, nyeri dada, kelelahan, insomnia dan sakit kepala kronis.
Gangguan kecemasan dapat terjadi pada semua tahap kehidupan, namun biasanya mulai terjadi pada masa remaja dan masa dewasa.
Menurut Anxiety & Depression Association of America (ADAA), wanita lebih mungkin mengalami gangguan kecemasan dibandingkan pria.
Selain itu, pengalaman hidup yang penuh stres juga dapat meningkatkan risiko gangguan kecemasan. Gejalanya dapat muncul cepat atau bertahun-tahun kemudian.
Salah satu penyebab gangguan kecemasan adalah mereka yang memiliki kondisi medis yang serius atau gangguan penggunaan narkoba. Ada beberapa jenis gangguan kecemasan.
Diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Generalized anxiety disorder (GAD) atau gangguan kecemasan umum.
GAD ditandai dengan rasa cemas yang berlebihan tanpa alasan yang logis. GAD didiagnosis ketika kekhawatiran ekstrim tentang berbagai hal yang berlangsung selama 6 bulan atau lebih. Dalam kasus ringan, dapat diatasin dengan aktivitas rutin sehari-hari.
2. Social anxiety disorder atau gangguan kecemasan sosial.