METRO SULTENG-Demam keong atau atau Schistosomiasis yang melanda warga di Lembah Napu dan Bada, Lore, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, telah menyebabkan kematian banyak penderitanya. Kondisi mengerikan itu terjadi pada awal tahun 1930-an saat wabah itu pertama kali ditemukan.
"Memang awal wabah itu ditemukan pada tahun 30-an banyak penderitanya yang meninggal karena belum ada bantuan obatnya," kata Kepala Dinas Kesehatan Pemda Poso dr Taufan kepada Metro Sulteng, Selasa (21/2/2023).
Baca Juga: Waspadai Demam Keong, Endemik Yang Hanya Ada di Sulteng, Penyakit Mematikan Kedua Setelah Malaria
Warga yang terserang demam keong waktu itu belum tau kalau penyakit itu disebabkan keong yang hanya bisa hidup di Lembah Napu dan Bada. Bahkan, warga mengira mereka terkena guna-guna atau kutukan karena penyakitnya mewabah, banyak yang terjangkit dan meninggal dengan kondisi perut buncit, kaki bengkak dan kulit kuning pucat.
"Memang secara klinis penderita demam keong yang parah ditemukan perut buncit dan kaki bengkak kuning pucat, tapi itu dulu ya, sekarang karena sudah ada obatnya sekali minum langsung sembuh," jelas Taufan.
Baca Juga: Merasa Dibuntuti hingga Dihipnotis, Uang Harga Gas LPG 12 Kg Raib Digondol Maling
Jadi, kata Taufan saat ini warga tak perlu khawatir lagi jika terserang demam keong, ada obat dari WHO yang tiba dua minggu lalu saat ini sudah diminum warga Napu yang terjangkit demam keong. Dan obat itu sekali saja diminum langsung sembuh.
Seperti diketahui, Demam keong atau Schistosomiasis pertama kali ditemukan pada tahun 1935 oleh dr. Brug dan Tesch serta hanya ditemukan endemik di dataran tinggi Napu, Wilayah Lore, Kabupaten Poso dan dataran tinggi Lindu Kabupaten Sigi, Sulteng.
Penelitian Schistosomiasis sudah dimulai pada tahun 1940 dan pada tahun 1974 mulai dilakukan pemberantasan melalui pengobatan menggunakan obat Niridazole bagi penderita serta pemberantasan keong perantara dimana strategi tersebut dapat menurunkan prevalensi menjadi 25 persen.
Hampir semua mamalia yang ditemukan di daerah tersebut terjangkit oleh parasit seperti sapi, kerbau, anjing, babi, rusa, anoa dan berbagai jenis tikus baik tikus rumah maupun tikus ladang atau tikus hutan.
Baca Juga: Nasib Warga India Lamar Gadis Sulsel Ditolak, 4 Hari Tidak Makan dan Tidur di Bandara Karena Depresi
Sebelumnya, sebanyak 256 warga Sulawesi Tengah terserang demam keong. Berdasarkan Laporan Kementrian Kesehatan Repoblik Indonesia (Kemenkes RI), demam keong melanda warga yang tinggal dilembah di Kabupaten Poso dan Sigi, Sulteng.
Hal itu dikatakan, Kepala Biro Komunikasi Kemenkes RI Dr. siti Nadia Tarmizi, Jumat (17/2) lalu ada 256 kasus deman keong prevalensinya 1,45 yang berada di dua Kabupaten yakni Kabupaten Poso dan Sigi.***