hukum-kriminal

Proyek Rp78 M di Sigi, Penggunaan Materialnya Diduga Tak Sesuai

Senin, 28 Juli 2025 | 08:16 WIB
Pekerjaan proyek di Kabupaten Sigi yang penggunaan materialnya diduga tak sesuai.

METRO SULTENG - Pekerjaan proyek River Improvement and Sedimen Control Sabo Dam I, IK dan III di Sungai Desa Bangga Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, sudah dilakukan PHO (penyerahan) baru-baru ini. Pekerjaan tersebut dikerjakan salah satu perusahaan konstruksi yang beroperasi di Sulawesi Tengah.

Setelah dilakukan PHO dan memasuki masa pemeliharaan (FHO), muncul dugaan bahwa sebagian pekerjaan tersebut tidak menggunakan material yang berstandar. Seperti item pembangunan tanggul sungai yang menggunakan material batu boulder.

Batu boulder (ukuran 25 cm hingga 60 cm ke atas) yang digunakan tidak berasal dari Loli, Kota Palu. Tapi hanya menggunakan batu lokal setempat. Hal ini sempat menjadi pertanyaan masyarakat.

Baca Juga: Gubernur Anwar Hafid Resmikan Jaringan Listrik Desa Olu Sigi, Wujud Program Berani Menyala

"Sudah PHO memang. Tapi sebagian pekerjaan tanggulnya hanya pakai material batu lokal disini," kata salah seorang warga Desa Bangga, Kabupaten Sigi, yang enggan disebutkan namanya baru-baru ini.

Pekerjaan proyek di Sigi yang diduga materialnya tak sesuai.

Menurut warga setempat, khususnya pekerjaan tanggul di sekitar Desa Bangga (Kecamatan Dolo Selatan), batu bouldernya tidak disuplai dari Loli. Pelaksana proyek hanya memanfaatkan batu lokal. Kebetulan di sekitar lokasi proyek di Desa Bangga, batu lokal melimpah.

"Setahu kami, biasanya pekerjaan tanggul begini, pakai batu yang berstandar. Seperti batu Loli (batu gajah Loli). Tapi pekerjaan tanggul di Bangga, tidak pakai batu Loli," terangnya soal pekerjaan tersebut.

Baca Juga: Bersama Komunitas Lokal, PT Vale Ubah Lahan Terdegradasi Jadi Agrowisata: Ekonomi Warga Menggeliat

Warga menduga, karena jarak tempuh yang cukup jauh dari Loli ke Bangga, sehingga pelaksana memilih pakai batu lokal. Apalagi stok-nya melimpah dan cukup.

"Yang jelas, ini fatal. Kalau RAB proyek menyaratkan batu boulder dari Loli untuk tanggul, tapi tidak dipenuhi, ini melanggar. Kami tidak pernah melihat ada batu Loli disuplai untuk pekerjaan tanggul di Bangga," katanya lagi.

Sementara pekerjaan tanggul di Desa Jonoge (Kecamatan Sigi Biromaru) yang masih rangkaian proyek ini, batunya dibawa dari Loli. Pelaksana tidak memakai batu lokal.

"Jadi, ada perlakuan berbeda. Di Bangga tidak pakai batu Loli, sementara di Jonoge pakai batu Loli. Ada apa ini? Pelaksana mau cari untung banyak? Ini diharap jadi perhatian pihak-pihak yang berkompeten. Karena menyangkut kualitas pekerjaan," tandas warga Bangga tersebut.

Baca Juga: Komnas HAM Sulteng soal Tambang Emas Poboya: Hak Atas Pekerjaan dan Lingkungan Harus Seimbang

Diketahui, sumber pendanaan proyek ini dari Loan JICA (Japan International Cooperation Agency) dengan nomor IP-580. Pekerjaannya melekat di Balai Wilayah Sungai Sulawesi (BWSS) III Palu.

Halaman:

Tags

Terkini