METROSULTENG – Tak banyak yang menduga, lahan yang dulunya kritis dan kehilangan fungsi di Desa Tabarano, Kecamatan Wasuponda, Kabupaten Luwu Timur, kini telah disulap menjadi kawasan subur yang ditumbuhi ribuan pohon nanas. Kawasan ini kini dikenal sebagai Agrowisata Ponda'ta, sebuah simbol keberhasilan kolaborasi antara masyarakat lokal dan PT Vale Indonesia Tbk dalam membangun ketahanan ekonomi berbasis lingkungan.
Inisiatif ini bermula dari ide Kepala Desa Tabarano, Rimal Manuk Allo, yang melihat potensi besar pada lahan-lahan tak produktif di wilayahnya. Dengan menggandeng PT Vale melalui program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM), lahan yang semula dianggap tidak bernilai kini berubah menjadi pusat pertanian berbasis hortikultura. PT Vale turut memberikan dukungan berupa bibit nanas, pelatihan pertanian organik, pendampingan kelompok tani, serta pembinaan pengolahan hasil panen.
Panen perdana dari kebun ini membuahkan hasil menggembirakan. Menurut Senior Coordinator PTPM Livelihood PT Vale, Sainab Husain Paragay, pada panen pertama berhasil dipetik sekitar 2.000 pohon nanas. Keberhasilan tersebut menjadi bukti bahwa kerja sama dan ketekunan mampu mengubah keraguan menjadi hasil nyata.
Baca Juga: Komnas HAM Sulteng soal Tambang Emas Poboya: Hak Atas Pekerjaan dan Lingkungan Harus Seimbang
“Banyak tantangan, tapi ketika panen perdana kami bersama kelompok sangat bersyukur sudah ada hasilnya,” ungkap Sainab kepada awak media dalam kunjungan ke lokasi Agrowisata Ponda'ta, Minggu (27/7/2025).
Keberhasilan kebun nanas ini membawa angin segar bagi masyarakat Desa Tabarano. Kelompok pemberdayaan mulai terbentuk, aktivitas ekonomi tumbuh, dan masyarakat memperoleh sumber penghasilan baru. Tidak hanya menciptakan lapangan kerja, proyek ini juga melibatkan warga dari kelompok rentan, seperti janda dan lansia. Saat ini, lima orang dipekerjakan untuk kegiatan budidaya harian, sementara kelompok lain dibentuk untuk mengelola pengolahan buah nanas menjadi produk turunan seperti selai, keripik, hingga sirup.
PT Vale tidak hanya memberikan dukungan materi dan pelatihan, tetapi juga terlibat aktif dalam membina metode pertanian berbasis organik yang ramah lingkungan. Kelompok tani yang terbentuk secara berkala mendapatkan pendampingan teknis serta pelatihan pengolahan hasil panen agar mampu menghasilkan produk bernilai tambah dan berdaya saing.
“Pendampingan dan berbagai pelatihan. Dari pelatihan itu komunitas mampu membudidaya dengan baik serta mengolah dan memasarkan hasilnya,” jelas Sainab.
Agrowisata Ponda'ta kini menjadi lebih dari sekadar lahan produktif. Ia tumbuh sebagai ruang edukatif, tempat rekreasi, dan cermin dari keberhasilan pemulihan lingkungan berbasis pemberdayaan sosial. Dengan pendekatan kolaboratif dan keberlanjutan, kawasan ini menjadi bukti bahwa lahan terdegradasi bisa kembali hidup, bahkan memberi kehidupan bagi banyak orang.