METRO SULTENG-Program Pangan Dunia PBB memperingatkan bahwa Gaza berada di ambang kelaparan skala penuh, dengan hampir 100.000 wanita dan anak-anak menderita kekurangan gizi akut yang parah di tengah kondisi kemanusiaan yang memburuk dengan cepat.
Berbicara kepada wartawan pada pengarahan PBB, seperti dikutip Arab News, Rabu (23/7), pejabat senior WFP Ross Smith mengatakan bahwa kelaparan semakin parah, dan akses kemanusiaan telah sangat dibatasi.
"Seperempat populasi menghadapi kondisi seperti kelaparan," ujarnya. "Banyak orang meninggal setiap hari karena kurangnya bantuan."
Smith menekankan bahwa bantuan pangan dan kemanusiaan adalah satu-satunya solusi yang layak saat ini, tetapi pergerakan di dalam Gaza masih berbahaya dan terbatas.
"Pasar-pasar tidak berfungsi. Tidak ada yang benar-benar bergerak di dalam Gaza bagi kami," ujarnya, menguraikan "kondisi operasional minimum" yang diperlukan untuk merespons secara efektif.
Baca Juga: Anregurutta Nasaruddin Umar: Jejak Cahaya Dalam Usia Dan Ilmu
Kondisi-kondisi ini mencakup penyeberangan perbatasan yang berfungsi, waktu tunggu dan persetujuan keamanan yang lebih singkat, serta kemampuan untuk mengangkut barang secara bebas dan aman.
Ia mengatakan WFP membutuhkan minimal 100 truk bantuan untuk memasuki Gaza setiap hari guna memenuhi kebutuhan mendesak. "Sampai kita mendapatkan bantuan sebesar itu, akan sangat, sangat sulit untuk mengendalikan situasi di lapangan."
Smith meminta semua aktor bersenjata untuk menjauh dari konvoi bantuan dan titik distribusi.
Selama akhir pekan, banyak orang tewas ketika kerumunan orang mengerumuni konvoi makanan WFP di dekat pos pemeriksaan Gaza.
"Kami tidak dapat memverifikasi jumlah korban tewas secara independen," kata Smith, seraya menambahkan bahwa staf WFP di lapangan melaporkan setidaknya 40 korban jiwa, meskipun laporan lain menyebutkan sebanyak 80. "Satu kematian saja sudah terlalu banyak. Ini sudah terlalu banyak."
Ia membantah adanya indikasi bahwa insiden tersebut diorganisir oleh kelompok militan, dan justru menunjukkan meningkatnya keputusasaan di antara warga sipil. "Mereka mempertaruhkan nyawa mereka, mencoba mengambil sesuatu dari truk," ujarnya.
Kelangkaan bahan bakar dan kendala logistik terus menghambat distribusi bantuan. Sejak pertengahan Mei, WFP baru berhasil menyalurkan kurang dari 10 persen bantuan pangan yang dibutuhkan.
Smith mengatakan bahwa badan tersebut memiliki cukup pasokan yang telah disiapkan di luar Gaza untuk memenuhi kebutuhan seluruh penduduk selama dua bulan — dengan syarat gencatan senjata diberlakukan dan jalur bantuan diamankan.