METRO SULTENG-Proyek pembangunan talud akses utama ke Hunian Tetap (Huntap) Petobo dan Donggala, yang berlokasi di Desa Laobonga, Kecamatan Balaesang, Kabupaten Donggala, mendapat sorotan warga yang meragukan kualitas proyek karena disinyalir menggunakan material tak sesuai dengan bestek.
Baca Juga: Eks Staf Ahli DPD RI Melapor ke Dewas KPK, Keluhkan Dugaan Suap Lambat Diusut
Proyek yang bersumber dana
pinjaman oleh Japan International Cooperation Agency ( Loan JICA), sebuah lembaga pembangunan oleh pemerintah Jepang, sebesar Rp34 Miliar yang dikerjakan oleh PT Aphasko Utamajaya itu menuai sorotan, mulai dari segi kualitas pekerjaan yang dinilai asal jadi hingga penggunaan material yang disinyalir tidak memenuhi standar.
Pasalnya dalam pemasangan dinding drainase menggunakan batu cadas dengan kualitas yang diragukan karena batu yang terpasang merupakan batu campuran atau bukan merupakan batu sungai sesuai spek.
Menaggapi sorotan warga itu,
Hendra selaku kontraktor pelaksana PT Aphakso Utamajaya, Kamis (9/5) mengaku, namanya material, mau itu batu gunung, sungai atau kattingan gunung, yang penting speknya masuk dan bisa di pakai.
Baca Juga: Paus Baru Terpilih, Robert Francis Prevost Asal Amerika Serikat Terpilih Usai Konklaf
"Karena kami bekerja memperkerja masyarakat setempat untuk pasangan batu, supaya mereka lebih menjaga kualitas kerja, karena kami kontraktor cuman bekerja dan masyarakat setempat yang menjaga dan merawat hasil kerjanya," katanya menjawab konformasi media ini melalui pesan WA.***