METRO SULTENG- Para kontraktor Proyek Madrasah Diniyah Awaliyah (MDA) di Kabupaten Morowali, Sulteng, merasa sangat dirugikan jika proyek lanjutan MDA tidak dianggarkan kembali pada anggaran APBD 2025.
Kerugian yang dimaksud berupa pengembalian temuan BPK dengan rata-rata Rp20 juta perunit MDA hasil audit BPK TA 2023 yang dianggap bukan kesalahan kontraktor tapi pihak konsultan.
Baca Juga: Istri AR, Tersangka Kasus Dugaan Korupsi Tanggul Pengaman Sungai di Dampala Buka Suara
Tak hanya itu, isu dugaan suap untuk mempercepat proses pencairan anggaran 100% pun mencuat. Kontraktor ancam akan bongkar ke publik jika Bagian Kesejahteraan Rakyat (KESRA) Sekretariat Pemkab Morowali tidak menganggarkan pekerjaan lanjutan bangunan MDA.
"Kami temuan, ini gara-gara konsultan. Kami sangat dirugikan, kami juga ada memberi, jangan kami bernyanyi, makanya harus dianggarkan kembali untuk kami," beber salah satu kontraktor MDA di Morowali, Minggu (5/1/25).
Sayangnya, dalam persoalan ini pihak kontraktor tidak membeberkan berapa nilai dugaan suap dan dimana lokasi transaksinya. Namun, pihaknya berjanji bakal membongkar praktek-praktek tersebut.
Sementara itu, Husban selaku Penjabat Pembuat Komitmen (PPK) proyek, belum memberikan tanggapan. Berkali-kali dihubungi oleh awak media tapi enggan menjawab telfon hingga artikel ini di publikasikan.
Disisi lain, Kabag Kesra Morowali Abd Rifai Rone, membantah tudingan itu. Menurutnya, tidak mungkin terjadi dan tidak benar soal isu suap yang dimaksud.***