"Jangan dulu itu (oleh-oleh) saya jawab. Silakan dikonfirmasi saja "orang dekat" itu. Setelah apa jawaban atau bantahannya, baru saya berikan keterangan sebenarnya," tandas sumber media ini.
Sebelumnya, Dirut PT Tambang Batu Sulteng, Mansur Latakka, membantah kontroversi aliran dana Rp1,7 miliar yang ikut menyeret-nyeret nama Gubernur Sulteng Rusdy Mastura.
Mansur menegaskan tidak pernah memerintahkan atau memberikan uang Rp200 juta kepada Gubernur Sulteng.
Baca Juga: Ramai Jadi Sorotan, Dirut PT Tambang Batu Sulteng Tuduh Ahmad Ali Musuhnya Gubernur Rusdy Mastura
Akan tetapi, Mansur Latakka berkelit saat diminta memberi jawaban tegas. Apakah ada atau tidak pertemuan di rumah makan Al-Jazeerah antara Gubernur dan Ibu Rosi?
"Kalau itu saya tidak tahu (pertemuan Gubernur dan Rosi). Saya tidak ingat. Karena sudah lama. Ini kasus yang bapak maksudkan ini sudah hampir 3 tahun. Sudah lama. Saya lupa," kelit Mansur menjawab pertanyaan wartawan saat menggelar konferensi pers.
Ia justru menantang wartawan jika memiliki data terkait pertemuan itu. Apakah ada kwitansi, rekaman CCTV, atau saksi.
"Saya mengerti juga. Sama saja saya bunuh diri. Bukan cuma gubernur yang kena, saya juga kena. Kasih pejabat Rp 1 juta saja sudah kategori gratifikasi, apalagi sampai Rp200 juta," ujar Mansur.
Aliran uang Rp1,7 miliar adalah urusan antara dirinya dengan Rosi, seorang pengusaha Jakarta. Sifatnya pinjaman usaha.
Baca Juga: Dituduh sebagai Musuh, Ahmad Ali: Tanya Gubernur, Saya ini Musuhnya atau Malaikatnya?
Gubernur Rusdy Mastura juga sudah membantah aliran dana yang ikut menyeret namanya.
"Dimana dia (Rosi) kasih duit saya? Supaya saya tahu jelas. Jangan fitnah saya, bilang sama dia," kata Gubernur Rusdy Mastura mengklarifikasi saat jumpa pers di Rujab Siranindi Jalan Moh Hatta, Palu, Rabu (22/11/2023) sore. ***