METRO SULTENG - Partai Gerindra Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, bersitegang dengan Saleh Malewa. Bahkan ketegangan kedua belah pihak berujung laporan di polisi.
Saleh Malewa adalah seorang pengusaha. Ia merupakan mantan ketua sementara DPC Partai Gerindra Kabupaten Sigi. SK mandat-nya diterbitkan DPD Partai Gerindra Provinsi Sulawesi Tengah tanggal 5 Oktober 2021.
Saleh Malewa kini berurusan dengan pihak kepolisian. Ia dilaporkan di Polres Sigi karena dugaan tindak pidana penggelapan.
Baca Juga: Fokus Urus Partai, Ketua Gerindra Sigi Putuskan Tidak Nyaleg 2024
Pelapornya seorang perempuan bernama Nostry, yang tak lain kuasa hukum Partai Gerindra Sigi. Laporan polisinya No: STTLP/42/III/2023/SKPT- I/Polres Sigi tanggal 13 Maret 2023.
Dalam laporan polisi Partai Gerindra Sigi diuraikan bahwa terlapor menguasai secara keseluruhan barang inventaris kantor. Terlapor menganggap barang-barang itu sebagai miliknya.
Hal itu dilakukan terlapor setelah adanya SK definitif pengurus Gerindra Sigi tanggal 15 Juli 2022 dari DPP Gerindra di Jakarta. Keberadaan SK definitif itulah yang memicu terlapor untuk menguasai barang-barang inventaris atau aset kantor partai.
Karena tindakan terlapor, Gerindra Sigi merasa keberatan dan mengalami kerugian sebesar Rp30 juta.
Baca Juga: Partai Gerindra Bergerak, Doddy Adisatya Dilantik Jadi Ketua DPC Morowali Utara
Saleh Malewa yang dikonfirmasi terkait pelaporan dirinya ke polisi, membenarkan bahwa Gerindra Sigi telah melaporkan dirinya. Saleh mengakui belum memberikan barang-barang inventaris partai karena ada alasannya.
Apa itu? Anggaran pribadinya yang terpakai untuk partai belum diganti. Karena itulah, Saleh berharap Partai Gerindra Sigi menyelesaikan dulu hal ini, setelah itu barang-barang inventaris kantor akan ia serahkan.
"Saya tidak gelapkan, hanya saya tahan dulu. Barang-barangnya semua aman. Saya jamin. Kalau mereka inginkan segera barang-barang ini, ganti dulu dong uang saya, " jelas Saleh menceritakan perseteruannya dengan partai besutan Prabowo Subianto tersebut.
Partai sekelas Gerindra pastinya punya anggaran untuk operasional kantor dan untuk biaya-biaya lainnya. Apalagi di Sigi, partai ini memiliki 5 kursi di DPRD dan mendapat jatah sebagai pimpinan dewan.
"Saya berani pakai anggaran pribadi dulu itu, karena berharap pasti diganti. Eh, tapi sampai sekarang tidak juga diganti. Saya sudah ajukan tagihan ke Gerindra. Mungkin karena saya menagih, mereka balik melapor ke polisi," ungkapnya.
Baca Juga: Kantor Polisi dan Masjid Diserang OTK di Makassar Jelang Sahur