METRO SULTENG-Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis data hilal awal Ramadhan 1444 H atau 2023 Masehi. Data BMKG meliputi ketinggian hilal, elongasi, waktu ijtima’, lama hilal, hingga ukuran bulan yang tercahayai matahari.
Fraksi iluminasi bulan (FIB) adalah persentase perbandingan antara luas piringan bulan yang tercahayai matahari dan menghadap ke pengamat dengan luas seluruh piringan bulan. FIB di Indonesia saat matahari terbenam pada 22 Maret 2023, berkisar antara 0,48 persen di Waris, Papua sampai dengan 0,69 persen di Banda Aceh, Aceh.
Baca Juga: Puasa Ramadhan 2023 Jatuh Kamis 23 Maret, Idul Fitri 21 April Berdasarkan Hisab Muhammadiyah
Data BMKG di atas menunjukkan posisi hilal di seluruh Indonesia telah berada di atas ufuk dan telah memenuhi kriteria imkan rukyah (kemungkinan hilal bisa teramati) yang disepakati Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS), yaitu 3 derajat dengan elongasi 6,4 derajat. Artinya, kemungkinan hilal terlihat sangat besar karena ketinggiannya yang sudah cukup memenuhi kriteria.
Hal tersebut perlu dipastikan dengan pengamatan yang berhasil melihat hilal. Kemudian ditetapkan oleh Pemerintah melalui Kementerian Agama yang melalui sidang itsbat yang akan dilaksanakan pada Rabu, 22 Maret 2023.
Baca Juga: Puasa Ramadhan 2023, Inilah Keistimewaan Bulan Ramadhan Yang Disebutkan Nabi Muhammad SAW
Jika hilal terlihat, maka awal Ramadhan 1444 H akan jatuh bertepatan pada Kamis, 23 Maret 2023. Artinya, mulai malam Kamis, umat Islam Indonesia sudah disunnahkan untuk melaksanakan shalat tarawih.
Namun, jika hilal tidak dapat terlihat karena faktor tertentu, maka awal Ramadhan 1444 H mulai Jumat, 24 Maret 2023 atau mulai malam Jumat tersebut disunnahkan shalat tarawih.***