METRO SULTENG-Seorang oknum pensiunan Aparatur Sipil Negara atau ASN diduga melakukan tindakan kekerasan terhadap eks Ketua PLT Gerakan Pemuda (GP) Ansor, Kabupaten Morowali Utara (Morut), Sulawesi Tengah (Sulteng).
Peristiwa ini bermula ketika korban bernama Bahri saat hendak menikahkan keluarga pelaku pensiunan ASN Morut pada hari Senin, (30/1/2023).
Baca Juga: Satu Hari Berlangsung, Potret Keseruan Siswa-Siswi SMKN 1 Sigi Saat Dikunjungi Duta Damai Sulteng
Menurut Ketua LBH Asor Sulteng, Fadlan sebelumnya korban (Bahri) ini telah mengkonfirmasi keterlambatan untuk menikahkan keluarga pelaku.
Hal itu, kata Fadlan lantaran korban (Bahri) akan menikahkan seorang warga di kantor KUA Bungku Utara. Atas dasar itulah kedua belah pihak pun bersepakat.
Baca Juga: NGERI! Mahfud MD Bongkar 460 Pegawai Kemenkeu Terlibat Transaksi Janggal Capai Rp300 Triliun
Namun kata Fadlan, ketika sesampainya korban dilokasi malah dipukuli oleh oknum pensiunan ASN tersebut.
"Hanya terlambat setengah jam, eh di pukul si korban (Bahri) ini, tapi tetap lanjut menikahkan," ujar Fadlan dalam keterangan yang diterima Metrosulteng.com, Kamis, (9/3/2023).
Baca Juga: Grand Seiko Perkenalkan Jam Tangan Edisi Peringatan Dengan Dial Urushi Ditaburi Bubuk Emas 24 Karat
Atas peristiwa itu, Ketua LBH Asor Sulteng mengecam keras tindakan kekerasan tersebut. Ia mengatakan sangat prihatin atas kejadian yang dialami korban.
Bahkan Fadlan menyayangkan sikap arogansi yang dilakukan oknum tersebut. Apalagi peristiwa ini terjadi ketika eks Ketua PLT GP Ansor yang juga sebagai ASN Kantor Urusan Agama (KUA) Morut ini menjalankan tugasnya.
Baca Juga: Kunjungan Turis Asing ke Kepulauan Togean Tojo Una Una Meningkat Tajam Pada Awal 2023
"Sangat prihatin mengenai tindakan kekerasan yang di alami sahabat Bahri saat menjalankan tugasnya sebagai ASN KUA sesaat sebelum menikahkan keluarga dari pelaku kekerasan. Jelas kita mengutuk berbagai bentuk kekerasan kepada siapapun apalagi terhadap eks Ketua PLT GP Ansor Morut," tegas Fadlan.
Usai kejadian itu, Fadlan mengatakan pelaku juga tak menunjukkan sikap etikad baik maupun permohonan maaf terhadap apa yang dilakukannya.
