METRO SULTENG-Kebakaran depo pertamina Plumpang, Koja, Jakarta Utara terjadi, Jumat (3/3/2023) sekitar pukul 20.00 WIB hingga merembet di pemukiman warga setempat, telah menyebabkan puluhan orang termasuk anak-anak luka-luka dan sekitar 14 orang meninggal dunia.
Informasi yang diterima Kepala Operasi Pemadam Kebakaran Jakarta Utara Abdul Wahid seperti dikutip Fajar.co.id kebakaran terjadi disebabkan sambaran petir.
Baca Juga: Kebakaran Depo Pertamina Plumpang: Puluhan Warga, Anak-Anak Luka Bakar dan Meninggal Dunia
Menangapi insiden Depo Pertamina disambar petir hingga api membesar. Ronald P Palangan
dari RPPS Energy Detectors Indonesia melalui aku Facebooknya yang dikutip Metro Sulteng mengatakan, seluruh Crew RPPS Energy Detectors Indonesia sangat menyayangkan kejadian alam seperti ini silih berganti membakar kilang minyak PT. Pertamina dan entah kapan bisa berakhir.
"RPPS Energy Detectors Indonesia, kami riset untuk keperluan ini namun nasib berkata lain justru manca negaralah lah yg menyambutnya," tulisnya.
Baca Juga: Kebakaran Hebat Depo Pertamina Plumpang, 15 Orang Meninggal, Warga Panik Ketakutan Api Besar
Kata dia, RPPS Grounding System sebuah temuan anak bangsa untuk memproteksi induksi petir agar tidak menghasilkan kebakaran, bahkan sudah mendapatkan penghargaan terbaik dari Pertamina sendiri, namun justru pertaminalah yang mengabaikannya.
"Saat ini malah manca negaralah yang bersikeras sangat gencar meliriknya. Di dunia baru RPPS Grounding System only one rod yg menghasilkan resistance yg sama persis dgn resistance tanah terbaik =<0,1 ohm hanya satu rod".
Ia juga menambahkan, Terimah kasih kami sampaikan kepada Batam Energy-Batam yang telah mempercayai RPPS Grounding System temuan anak bangsa sebagai sarana handal sistem proteksi petir untuk menjaga turbin pembangkit listrik mereka yang tadinya sering jadi bulan-bulanan induksi petir.***
