Hari Kelima Detik-Detik Evakuasi Santri Ponpes Al Khoziny, Sempat Terdengar Jeritan Santri dari Balik Reruntuhan

photo author
- Kamis, 2 Oktober 2025 | 14:58 WIB
Menyoroti fakta terkini pencarian korban insiden ambruknya bangunan Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo. (Dok. Pemkot Surabaya)
Menyoroti fakta terkini pencarian korban insiden ambruknya bangunan Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo. (Dok. Pemkot Surabaya)

Pada Rabu, 1 Oktober 2025, Tim SAR Gabungan diketahui telah menyelamatkan lima santri, meski satu di antaranya dalam kondisi kritis.

Baca Juga: Blunder Menu MBG Pakai Makanan Hasil UPF, DPR Cecar BGN soal Kebijakan yang Berbeda

Seluruhnya dilarikan ke RSUD Sidoarjo untuk mendapat penanganan medis. Namun, dua santri ditemukan sudah tidak bernyawa.

“Penemuan ini sekaligus menambah jumlah korban meninggal dunia akibat kegagalan konstruksi menjadi lima orang,” kata Abdul Muhari.

Medan Sempit yang Ditempuh Tim SAR

Dalam kesempatan berbeda, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Surabaya, Laksita Rini Sevriani menceritakan bagaimana tim menghadapi tantangan sulit.

Laksita Rini menuturkan, Tim SAR sejauh ini menggunakan kamera khusus dan live detector, mereka berhasil melacak posisi korban di balik reruntuhan sempit.

“Memang situasinya sangat sulit. Tapi dengan alat tersebut, tim bisa mendengar jeritan santri dan memberi semangat agar mereka tetap bertahan,” kata Laksita Rini dalam keterangan resminya, pada Kamis, 2 Oktober 2025.

Ia mencontohkan evakuasi dramatis santri bernama Haikal, yang tubuhnya terjepit bordes bangunan.

Baca Juga: Menteri Nusron Akan Teken Persetujuan Substansi RTRW Provinsi Papua Selatan untuk Dukung Swasembada Pangan

Proses penyelamatannya memakan waktu panjang hingga akhirnya berhasil dievakuasi dalam kondisi masih hidup, meski memerlukan perawatan intensif.

Ancaman Gempa Susulan

Upaya penyelamatan semakin berisiko setelah gempa susulan yang terjadi di lokasi kejadian, pada Selasa, 30 September 2025 malam.

Laksita Rini menyebut, pergerakan bangunan sempat dikhawatirkan menimpa korban maupun petugas.

“Medannya cukup sulit dan ini memang tantangan luar biasa. Tim harus merayap hanya dengan ruang beberapa sentimeter, berhadapan langsung dengan material runtuhan,” tukasnya.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Subandi Arya

Tags

Rekomendasi

Terkini

X