Pencurian Kelapa Dalam Makin Marak, Petani Pasrah, Kalau Melapor Urusan Makin Repot

photo author
- Kamis, 15 Mei 2025 | 21:11 WIB
Ilusttasi kebun kelapa (Foto: Istimewa)
Ilusttasi kebun kelapa (Foto: Istimewa)

METRO SULTENG - Meroketnya harga kepala dalam akibat tingginya permintaan ekspor di Cina membuat petani di Indonesia seperti ketiban durian runtuh. Bayangkan jika dulu kelapa sepertintak ada harganya karena hqnya bisa dijual dalam bentuk kopra yang satu kilonya harga sekitar Rp8000 sampai Rp10 ribu. Kini petani tak usah repot-repot lagi menjual kepala, dimana para eksportir membeli dalam bentuk biji seharga Rp20 hingga Rp25 ribu per biji.

Namun ditengah naiknya harga kelapa ini, petani kepala mendapat masalah baru, yaitu maraknya para pencuri kepala. Tak tanggung-tangung, para pencuri kepala ini melakukan aksinya tak cuma pada malam hari, tapi juga siang hari.

Baca Juga: Harga Kelapa Terus Meroket Permintaan Ekspor Tinggi, Zulhas Minta Petani Tanam Kelapa yang Banyak

Seperti dituturkan sejumlah petani kelapa.dalam di Kabupaten Tojo Una Una, yang merupakan salahsatu daerah penghasil kepala dalam terbesar di Sulteng.

Adi petani kelapa di Kecamatan Tojo Barat, Kabupaten Touna itu mengaku saat ini makin marak pencurian kepala. Para pencuri ini melakukam aksinya pada malam dan siang hari saat pemilik tidak berada di kebunnya.

Dalam satu pohon, para pencuri bisa menggondol 10 sampai 20 biji kelapa yang dijual ke pedagang kelapa sebesar Rp4.000 sampai Rp5.000 per biji.

Tak cuma Adi, para petani kelapa di Touna juga mengeluhkan hal yang sama. Namun mereka hanya bisa melaporkan ke kepala desa dan tidak melapor ke polisi.

Baca Juga: Wabup Banggai Buka Seminar Awal Peta Jalan Pengembangan Ekonomi Daerah Tangguh dan Inklusif

"Repot pak kalau melapor ke aparat, malah bikin panjang urusan ke sana kemari malah tak terurus nanti jaga kelapa," tutur Adi petani kelapa.

Para petani mengakui memang agak kesulitan mengawasi kebun kepala, apalagi kebun kelapa yang luas dan tidak semua bisa terpantau.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Subandi Arya

Tags

Rekomendasi

Terkini

X