METRO SULTENG– Insiden kecelakaan kerja yang terjadi di PT Rezky Utama Jaya (RUJ) pada rabu (7/5/25) menjadi perhatian semua pihak, organisasi Komite Literasi Kerakyatan Morowali (KLK-M) turut menyoroti lemahnya sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) diperusahaan tersebut.
Menurut keterangan Ketua KLK-M, Fauzan, kejadian yang menimpa Arya warga Desa Nambo menjadi catatan buruk bagi PT RUJ dalam hal tanggung jawab terhadap keselamatan para pekerja.
“Minimnya pengawasan dari petugas K3 di lokasi menjadi salah satu penyebab utama kecelakaan kerja,” ujar Fauzan menyoroti perusahaan yang aktif menambang batu gamping di Desa Nambo, Kecamatan Bungku Timur, Kabupaten Morowali.
Fauzan menambahkan bahwa selama ini PT RUJ terkesan abai terhadap penerapan standar K3. Kondisi lingkungan kerja yang dipenuhi debu polusi berisiko menimbulkan gangguan kesehatan seperti batuk, gangguan penglihatan hingga ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut). Selain itu, masih banyak karyawan yang belum difasilitasi dengan alat pelindung diri (APD) yang memadai, termasuk masker.
“Di lapangan, pengawasan K3 hampir tidak terlihat. Ini sangat membahayakan keselamatan para pekerja. Bila dibiarkan, bukan tidak mungkin akan ada korban berikutnya,” tegasnya.
Menanggapi kondisi ini, Fauzan mendesak Pemerintah Kabupaten Morowali dan inspektur tambang Sulawesi Tengah untuk segera melakukan audit menyeluruh terhadap sistem K3 yang diterapkan PT RUJ.
Ia menekankan pentingnya kehadiran pemerintah dan pihak ESDM untuk memastikan perusahaan mematuhi regulasi demi menjamin keselamatan para karyawan.
“Dinas ESDM Sulawesi Tengah dan Pemda harus turun tangan, menjawab keresahan warga dan memperjelas bagaimana sebenarnya sistem K3 di PT RUJ dijalankan,” pungkasnya.