Keluarga Pasien Pecahkan Kaca RSUD Ampana, Sistem Pendaftaran Online Diduga Jadi Pemicu

photo author
- Senin, 17 Februari 2025 | 10:36 WIB
Keluarga pasien pecahkan kaca RSUD Ampana
Keluarga pasien pecahkan kaca RSUD Ampana

METRO SULTENG-Keluarga seorang pasien inisial B memukul kaca kantor RSUD Ampana hingga pecah, Senin pagi (17/2/2025). Aksi tersebut diduga dipicu oleh kekecewaan mereka terhadap sistem pendaftaran antrian yang mengharuskan pendaftaran dilakukan secara online.

Menurut informasi yang diperoleh menyebutkan, keluarga pasien merasa kecewa karena hingga pukul 07:30 WITA, layanan antrian di rumah sakit Ampana belum dibuka. Pihak rumah sakit kemudian meminta keluarga pasien untuk melakukan pendaftaran melalui sistem online, namun beberapa di antara mereka tidak memiliki ponsel untuk mengakses layanan tersebut.

Baca Juga: Jalan Nasional Bahodopi - Batas Sultra Rusak Parah, IMIP Lakukan Perbaikan

Kemudian, dengan kondisi kecewa salah satu anggota keluarga pasien memukul kaca kantor rumah sakit. Peristiwa itu terekam dalam sebuah video berdurasi 3 menit 2 detik yang diunggah oleh akun media sosial Idha Alifa Naim.

Dalam video itu, tampak pecahan kaca yang berserakan di lantai rumah sakit dan darah yang tercecer dari tangan korban yang memukul kaca.

Idha, yang mengunggah video tersebut, mengungkapkan rasa kecewanya: "Ya Allah, darah, Kasihan orang, so tidak sabar sudah jam 7, antrian di rumah sakit, orang sudah bademon, ini disuru daftar online juga depe server tidak aktif, baru disuruh antri sudah lewat jamnya."

Baca Juga: Sawit Jadi Salah Satu Penggerak Ekonomi Sulteng meski Hadapi Banyak Tantangan

Hingga berita ini diturunkan, pihak RSUD Ampana belum memberikan pernyataan resmi terkait insiden tersebut. Upaya wartawan untuk menghubungi Direktur Rumah Sakit Ampana, Dr. Niko, melalui WhatsApp juga terhambat, dengan nomor kontak yang diblokir.

Peristiwa ini mengungkapkan adanya kekurangan dalam sistem pelayanan rumah sakit, terutama bagi pasien atau keluarga yang tidak memiliki akses ke teknologi digital.

Selain itu, masalah ini sudah berulang kali terjadi di bawah kepemimpinan Dr. Niko dan menimbulkan keprihatinan terhadap pengelolaan rumah sakit tersebut.***/Jefri

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Subandi Arya

Tags

Rekomendasi

Terkini

X