METRO SULTENG-Pertambangan Emas (PETI) diduga illegal di Gorontalo tepatnya di Kabupaten Bone Bolango, mengalami longsor, belasan penambang tewas dan puluhan lainnya belum ditemukan. Insiden terjadi Senin 8 Juli 2024 pagi saat hujan deras.
Data yang dihimpun dari Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Gorontalo, jumlah korban mencapai mencengangkan 33 orang.
Kepala Basarnas Gorontalo, Heriyanto, mengungkapkan, bahwa hasil lapangan sebanyak 8 orang sudah dievakuasi.
"Delapan orang meninggal dan sudah dievakuasi. Lima orang selamat dan juga sudah dievakuasi," katanya kepada wartawan. Lebih lanjut, 20 pekerja tambang yang dilaporkan hilang membuat situasi semakin mencekam.
Dari 20 orang yang masih dicari, 17 di antaranya dalam proses pencarian intensif, sementara tiga orang lainnya sudah dipastikan meninggal dunia.
Para korban yang ditemukan meninggal dunia telah dievakuasi ke rumah sakit Bhayangkara, sementara yang selamat dibawa ke rumah sakit terdekat untuk penanganan medis.
Kondisi para korban selamat cukup mengkhawatirkan dengan patah tulang, luka-luka di wajah, dan cedera serius lainnya.
Operasi pencarian dan penyelamatan oleh tim SAR gabungan terus berlangsung di tengah medan yang sangat sulit dan berbahaya.
Medan yang sangat sulit menjadi kendala besar," kata Heriyanto dikutip dari pikiran rakyat BMR.
Ada tiga titik lokasi tambang yang dilaporkan tertimbun longsor, menambah tantangan bagi tim penyelamat.
Perjalanan menuju lokasi tambang hanya bisa ditempuh dengan sepeda motor penambang atau ojek, namun putusnya jembatan memaksa tim penyelamat berjalan kaki sejauh 23,7 kilometer dari pos terdekat.
Ini adalah bencana yang meninggalkan luka mendalam bagi masyarakat Gorontalo.
Pihak berwenang dan tim penyelamat bertekad untuk terus berjuang hingga semua korban ditemukan dan dievakuasi. Tetap pantau perkembangan selanjutnya dari tragedi longsor tambang Suwawa ini.***