METRO SULTENG- Gerakan Revolusi Demokratik Komite Kabupaten Morowali (GRD-KK Morowali) sangat menyayangkan adanya beberapa oknum pegawai Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Morowali yang terindikasi terlibat kasus narkotika.
"Sampai hari ini kabarnya bahwa dua oknum anggota BNN Morowali telah ditahan di BNN Provinsi Sulawesi Tengah, namun hal ini masih harus dipastikan kepada publik apakah benar dua oknum ini telah dilakukan pemeriksaan atau tidak sama sekali,"ujar Amrin Umum GRD Morowali, Kamis (4/7/24).
Baca Juga: Bantu Rp50 Juta Korban Banjir Parimo, Ahmad Ali: Ini Murni karena Kemanusiaan!
Amrin menyebut, bahwa isu yang berkembang ditubuh BNNK Morowali merupakan tamparan keras, BNN harusnya membersihkan atau memutus mata rantai atas masifnya penggunaan narkotika di Kabupaten Morowali, bukan ikut-ikutan terlibat.
"Sebab itu, tinta merah yang dituliskan BNN Morowali hari ini menjadi ketakutan masyarakat dan tolak ukur kita bersama jika BNN Morowali tidak bisa menuntaskan pengunaan narkotika, sebab di dalam instansi itu sendiri diduga terlibat barang terlarang,"pungkas mahasiswa semester akhir Universitas UMI itu.
Kasus ini harus segera diusut, kata dia, dituntaskan dengan baik apalagi dari kedua oknum ada yang berstatus sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) dan satunya honorer, entah mereka terlibat sebagai pengedar ataupun pemakai oknum-oknum seperti ini harus segera diusut dan diproses sesuai mekanisme yang ada.
Baca Juga: Satreskrim Morowali Ungkap Kasus Pembunuhan di Bahoruru Kurang dari 24 Jam, Begini Kronologisnya
Sehingga keinginan dari BNN untuk memutus mata rantai perederan narkotika harus ada langkah tegas jangan pilih kasih.
"Kami, GRD-KK Morowali meminta pihak BNN segera adakan tindak tegas kepada oknum yang terlibat, dan proses ini harus dibuka ke publik jagan ada yang ditutupi, apalagi sampai mendiamkan masalah ini," pintanya tegas.***
