METRO SULTENG - Anggota DPD RI dapil Sulawesi Tengah, Abdul Rachman Thaha (ART), melalui kuasa hukumnya Amerullah, SH, mengungkap dugaan rencana lama beberapa pihak tertentu yang ingin "menghabisi" karir dan keselamatan kliennya.
Menurut Amerullah, isu dan citra negatif yang dipakai menyerang senator Abdul Rachman Thaha (ART) beberapa waktu belakangan, memang sengaja diciptakan dan di-blow up. Karena ada dalang yang memainkan dari belakang.
Rangkaian kejadian hari ini, sebut Amerullah, merupakan skenario lama. Karena ini pernah dialami ART sekitar dua atau tiga tahun yang lalu.
Baca Juga: Kuasa Hukum Senator ART Layangkan Gugatan Rp35 Miliar, Berikut Identitas para Tergugat
"Pada tahun 2020, dalam kapasitasnya sebagai anggota DPD RI, Abdul Rachman Thaha memang aktif turun ke masyarakat menyerap aspirasi. Termasuk menyoroti masalah-masalah ilegal. Apakah itu ilegal mining maupun ilegal logging. Upaya ini bertujuan membela kepentingan masyarakat dan daerah yang diwakilinya di tingkat nasional," ungkap Amerullah dalam rilisnya kepada media di Palu, Kamis (9/11/2023).
Dampak tindakan yang dilakukan senator ART itulah, menyebabkan beberapa pihak merasa tidak nyaman, khususnya oknum yang terlibat dalam kegiatan ilegal. Apakah itu ilegal mining maupun ilegal logging, atau bisnis ilegal lainnya. Mereka merasa mata pencariannya diganggu oleh ART.
Hal ini dibuktikan, lanjut Amerullah, dengan adanya berbagai upaya untuk meredam tindakan advokasi ART terhadap praktik illegal tersebut di wilayah Sulawesi Tengah.
"Dan tahun 2021 pertama kalinya. Klien kami di forum RDP bersama Kapolri mengungkapkan hal yang ia alami. Kapolri kaget. Ternyata ada skenario untuk menghabisi karir dan bahkan keselamatan ART. Melibatkan oknum Polri lagi. Ini pengakuan dari mulut orang yang disuruh langsung oleh pihak yang terlibat konspirasi. Bisa dibuka jejak digitalnya di internet, ada itu," kata sang kuasa hukum.
Baca Juga: PKC PMII Sulteng Desak Polresta Palu Usut Tuntas Dugaan Pemukulan Kadernya Oleh Oknum Dosen Untad
Hal ini kemudian berlanjut lagi di tahun 2023. Para konspirator dan perempuan bernama Yenny Yus Rantung, kembali melakukan perencanaan pembunuhan karakter terhadap senator ART. Yenny menjadi tokoh sentralnya di permukaan.
Mereka ingin melemahkan posisi politik ART di tingkat nasional sebagai anggota DPD RI dapil Sulawesi Tengah.
"Saat ART melakukan reses ke Buol dan Morowali, antara bulan Juli- Oktober 2023, para konspirator dan Yenny Yus Rantung melakukan pertemuan di suatu tempat. Mereka membahas rencana demi rencana tertentu. Dan Yenny kedapatan bawa pisau dan pisaunya telah diamankan ART," tuturnya.
Salah satu isu yang sengaja digulirkan adalah isu hoax pencurian mobil. ART dilaporkan ke polisi atas tuduhan mencuri mobil. Informasinya kemudian disebarkan secara masif ke media-media sosial. Ada by desain pembunuhan karakter terhadap ART.
Yang menjadi pertanyaan dan tanda tanya besar disini, kata Amerullah, kenapa Yenny Yus Rantung selalu bertemu dengan pihak-pihak yang terlibat dalam konspirasi itu. Peran Yenny bahkan cukup vital. Dan patut diduga, jangan-jangan Yenny memang sengaja disiapkan menyusup ke ART sejak lama.
Baca Juga: Tersisa 5 Lagi Tiket Umrah Gratis dari Senator ART
"Makin kesini kita makin kami mengerti. Hati-hati sudah. Apa peran Yenny? Oh, sudah bisa kita simpulkan. Yenny jadi pintu masuk dan sengaja disusupkan. Lebih mudah menghabisi ART melalui Yenny dibanding cara lain. Tapi klien kami tidak lengah," syukur Amerullah.