Kenaikan harga BBM, Dosen Ekonomi Untad Nilai Tidak Tepat Sasaran

photo author
- Sabtu, 3 September 2022 | 07:35 WIB
Diskusi Publik HMI Cabang Palu Terkait Kebijakan Kenaikan Harga BBM Bersubsidi. (Foto: Sofyan)
Diskusi Publik HMI Cabang Palu Terkait Kebijakan Kenaikan Harga BBM Bersubsidi. (Foto: Sofyan)

METRO SULTENG-Dosen Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Tadulako (Untad) Muhammad Ahlis Djirimu menilai kenaikan BBM merupakan suatu kebijakan yang dapat berpengaruh segala elemen kehidupan masyarakat terutama masyarakat kelas bawah.

Karena hal tersebut, menurutnya akan berdampak pada konsumsi belanja masyarakat yang berkurang ini bisa menimbulkan efek domino yang lebih luas. Dan kenaikan harga BBM bersubsidi akan berdampak peningkatan inflasi dan harga kebutuhan pokok.

Baca Juga: Angelina Sondakh Sedih Dikaitkan dengan Putri Candrawathi, Buka Luka Lama

Hal tersebut disampaikan saat Diskusi Publik Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Kota,Palu, yang bertajuk "Kupas Tuntas Kebijakan Harga BBM Bersubsidi," bertempat di Warkop Daeng Anca, Jl. Sisimangaraja, Kota Palu, Jum'at, (2/9/2022).

Selian itu, Ia menjelaskan bahwa BBM seperti solar dan pertalite lebih didominasi dunia usaha dengan mengambil keuntungan, sehingga pemakaian atas BBM tersebut lebih rendah masyarakat kelas bawah.

Baca Juga: Anwar Hafid Minta Pemda Morowali Ganti Untung Lahan Warga di Proyek Pantai Matano, Jangan Rugikan Warga Dong

"Yang terjadi ketidaktepatan sasaran yang dilakukan oleh negara terhadap kenaikan BBM bersubsidi," ujarnya.

Seharusnya, kata Muhammad Ahlis, kenaikan BBM harus melihat tiga kondisi yaitu tepat mutu, tepat jasmani, dan tepat sasaran.

Sebab, sambungnya dampak kenaikan BBM akan berpotensi terjadi peningkatan kemiskinan terutama terhadap masyarakat kelas bawah, kesediaan pangan ibu rumah tangga akan semakin melonjak.

Baca Juga: Imunisasi Campak Saat Anak Batuk Boleh Dilakukan, Kecuali Saat Demam

"Pengaruh kemiskinan ini akan berdampak pada stanting juga, hingga berdampak pada nelayan dan petani kita," ujarnya.

Selain itu, Dosen Ekonomi dan Bisnis Untad, Dr. Eko Jokolelono, mengatakan bahwa kebijakan kenaikan BBM yang dilakukan oleh Pemerintah dinilai tidak tepat sasaran.

Menurut Dosen Ekonomi itu, lebih baik jika anggaran subsidi dialihkan untuk sektor-sektor yang lebih produktif seperti pembangunan infrastruktur, dan pembangunan desa.

Baca Juga: The Rings of Power Telah Resmi Dirilis di Amazon Prime!

Selain itu, pengalihan anggaran BBM juga lebih baik jika dialihkan ke sektor pendidikan dan bantuan sosial (bansos).

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Subandi Arya

Tags

Rekomendasi

Terkini

X