Pidato Kenegaraan Presiden, Lakukan Hilirisasi Nikel dan Ekosistem Ekonomi Hijau

photo author
- Selasa, 16 Agustus 2022 | 18:47 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memilih memakai baju adat Paksian dari Bangka Belitung saat menghadiri Sidang Tahunan MPR/DPR dan pidato kenegaraan pada 16 Agustus 2022. Foto: Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden
Presiden Joko Widodo (Jokowi) memilih memakai baju adat Paksian dari Bangka Belitung saat menghadiri Sidang Tahunan MPR/DPR dan pidato kenegaraan pada 16 Agustus 2022. Foto: Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden

METRO SULTENG-Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyinggung hilirisasi dan industrialisasi sumber daya alam saat pidato kenegaraannya dalam Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR dan DPD dalam rangka HUT ke-77 Proklamasi Kemerdekaan RI di Jakarta, Selasa (16/8/2022) yang disiarkan langsung TVRI.

Kata Presiden, hilirisasi harus terus dilakukan karena menguntungkan negara. Sebab hilirisasi nikel telah meningkatkan ekspor besi baja 18 kali lipat. Tahun 2014 angkanya hanya sekitar Rp16 triliun, tapi di tahun 2021 meningkat menjadi Rp306 triliun.

"Di akhir tahun 2022 ini, kita harapkan bisa mencapai Rp440 triliun. Itu hanya dari nikel. Selain penerimaan pajak, devisa negara juga naik, sehingga kurs Rupiah lebih stabil," kata Presiden dalam pidatonya.

Baca Juga: Polda Sulteng: Briptu D Bermain Sendiri Dikasus Calo Penerimaan Polisi Hingga Raup 4,4 Miliar

Baca Juga: Ekspresi Pekerja Sawit di Morut Rayakan HUT RI, Kerja Sambil Genggam Merah Putih Ditengah Perkebunan

Baca Juga: Pecinta Bunga Mulai Bergairah, Jaga Aglaonema Dari Pekarangan, Harganya Diincar Maling

Indonesia, kata Presiden telah menjadi produsen kunci dalam rantai pasok baterai lithium global. Produsen mobil listrik dari Asia, Eropa, dan Amerika ikut berinvestasi di Indonesia. Setelah nikel, pemerintah juga akan mendorong hilirisasi bauksit, hilirisasi tembaga, dan timah.

"Kita harus membangun ekosistem industri di dalam negeri yang terintegrasi, yang akan mendukung pengembangan ekosistem ekonomi hijau dunia," tegasnya.

Yang kedua, selain hilirisasi, optimalisasi sumber energi bersih dan ekonomi hijau harus terus ditingkatkan. Persemaian dan rehabilitasi hutan tropis dan hutan mangrove, serta rehabilitasi habitat laut, akan terus dilakukan, dan akan menjadi potensi besar penyerap karbon.

Presiden menilai, energi bersih dari panas matahari, panas bumi, angin, ombak laut, dan energi bio, akan menarik industrialisasi penghasil produk-produk rendah emisi. Kawasan industri hijau di Kalimantan Utara akan menjadi Green Industrial Park terbesar di dunia.

Baca Juga: Polda Sulteng: Perkara Pemalsuan Dokumen Direktur PT ANI Inisial DK dan DIS Dinyatakan P21

Baca Juga: Motor Honda Tahun 1969 Bangkit Dengan Mesin Baru, Ikonik Banget, Harga Cuma Segini

Baca Juga: Jokowi: Kita Bangsa Kuat, Mampu Hadapi Krisis Global, dari Pandemi Hingga Ekonomi

"Saya optimistis, kita akan menjadi penghasil produk hijau yang kompetitif di perdagangan internasional. Upaya tersebut bisa langsung disinergikan dengan program peningkatan produksi pangan dan energi bio," tegas Presiden.

Pemanfaatan kekayaan hayati laut secara bijak, sebut dia, akan menjadi kekuatan besar untuk produk pangan, farmasi, dan energi.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Subandi Arya

Tags

Rekomendasi

Terkini

X