Oleh: Dr. Hasanuddin Atjo
(Komisi Penyuluhan Pertanian Sulteng)
Keberadaan tambang nikel dan industri olahannya (smelter) di Kabupaten Morowali maupun Morowali Utara, telah memicu pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Tengah sebesar 9,89 persen pada tahun 2024, diatas nasional sebesar 5,05 persen atas dasar harga berlaku.
Hilirisasi tambang ini juga telah berdampak terhadap naiknya kebutuhan pangan, memenuhi kebutuhan pekerja tambang yang jumlahnya pada tahun 2024 diperkirakan sebesar 79.500 orang, diluar penduduk tetap dan tamu yang datang.
Sejumlah produk pangan jadi kebutuhan, mulai daging, ikan, udang, ayam, beras dan hortikultura. Hasil investigasi menunjukkan bahwa kebutuhan pangan dua kabupaten itu dominan disuplai dari Provinsi Sulawesi Selatan dan Jawa Timur.
Mutu produk dan konsistensi suplai menjadi alasan utama sehingga peran produk pangan Sulawesi Tengah digeser oleh provinsi lain. Peluang maupun tantangan tersebut kiranya bisa dimanfaatkan agar membuka lapangan kerja baru di daerah ini, mengurangi pengangguran pada tahun 2024 sebesar 3,15 persen dibawah nasional 4,82 persen.
Gubernur Sulawesi Tengah, Dr. Anwar Hafid, M.Si dengan program 9 BERANI dinilai sejumlah orang mampu mewujudkan Sulawesi Tengah berperan menjadi salah satu daerah pemasok utama di Kabupaten Morowali maupun Morowali Utara.
Sejumlah orang berpendapat bahwa kepala OPD (organisasi perangkat daerah) harus berani berubah menyesuaikan dengan tuntutan kebutuhan menjamin mutu produk serta konsistensi suplai yang antara lain dengan mengembangkan pertanian yang modern.
Baca Juga: 20 Triliun Rupiah Dana Desa untuk Ketahanan Pangan, Bumdes dan TPD Penting Dipersiapkan
BERANI Panen Raya maupun BERANI Tangkap Banyak merupakan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) sebagai garda terdepan mewujudkan tujuan itu. Antara lain Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, Perkebunan dan Peternakan dan Kelautan dan Perikanan (DKP).
Perencanaan menjadi bagian yang sangat strategis untuk tujuan tersebut. Pendekatan industrialisasi menjadi ruhnya yang diperankan oleh Bappeda. Industrialisasi harus dirancang dengan pendekatan hulu hilir, karena melibatkan OPD utama dan OPD supporting.
Role model atau pilot project tentu sangat dibutuhkan agar hasilnya terukur. Selanjutnya role model menjadi contoh replikasi pada wilayah lain agar pengembangan secara masif bisa terlaksana sesuai dengan harapan. (*)