Morowali dan Morut Penghasil Nikel Sulteng Menjadi Terkenal, Tatakelola Sumberdaya Mesti Update dan Inovatif

photo author
- Jumat, 7 Juni 2024 | 05:14 WIB
Drs. Taslim, mantan Bupati Morowali periode 2018-2023 saat bersama Dr. Hasanuddin Atjo (kanan) di salah satu restoran di Palu akhir April 2024. (Foto: Ist).
Drs. Taslim, mantan Bupati Morowali periode 2018-2023 saat bersama Dr. Hasanuddin Atjo (kanan) di salah satu restoran di Palu akhir April 2024. (Foto: Ist).

Oleh: Dr. Hasanuddin Atjo

Morowali ditinjau dari usianya tergolong muda. Mekar dari kabupaten induk, Poso, pada tahun 1999. Selanjutnya mekar lagi pada tahun 2013, terbagi menjadi Kabupaten Morawali dan Morowali Utara (Morut).

Kabupaten ini merupakan anak ke-10 Provinsi Sulawesi Tengah yang kini memiliki 13 kabupaten/kota. Provinsi ini terluas di wilayah Sulawesi (hampir 35 persen) dan terlahir dari pecahan Provinsi Sulawesi Utara pada tahun 1964.

Kedua kabupaten ini ternyata sangat dikenal seantero dunia, dan berperan mempopulerkan provinsinya, Sulawesi Tengah. Pasalnya, kedua kabupaten yang berada di kawasan Teluk Tolo  memiliki sumberdaya alam yang paling dicari dan dibutuhkan warga dunia yaitu nikel.

Baca Juga: RRI Palu Berpindah ke Ruang Kerja Gubernur Rusdy Mastura

Diketahui bahwa nikel menjadi sumber utama produk besi baja yang dibutuhkan dunia untuk berbagai kebutuhan. Dan yang tidak kalah menariknya bahwa nikel merupakan bagian baterai lithium yang kini mulai menjadi sumber energi berbagai motor penggerak.

Saat ini, sejumlah kendaraan roda dua hingga kendaraan besar digerakan oleh baterai lithium.  Sejumlah peralatan mulai yang ringan hingga berat juga telah menggunakan jenis baterai ini. 

Pada saatnya nanti, kapal-kapal nelayan-pun dalam mencari ikan tidak lagi menggunakan bahan bakar fosil (seperti solar serta premium) yang pada saat ini mereka sulit mendapatkan BBM , apalagi yang bersubsidi.

Banyak usaha UMKM nantinya tersentuh oleh hadirnya baterai lithium, sehingga kesan baterai lithium hanya dinikmati oleh kalangan atas tidak demikian adanya. Namun ini semuannya perlu desain agar UMKM-nya bisa berdaya. 

Kehadiran dari baterai lithium adalah tuntutan warga dunia seperti termuat dalam SDGs (Sustainable Development Goals), yang mengharapkan pembangunan berorientasi kepada green economy.

Green energy seperti baterai lithium menjadi salah satu pilihan warga dunia bagi tujuan green economy,  karena tidak ada emisinya dan baterai ini bisa didaur ulang sehingga dampak buangan baterai bekas  bisa diminimalkan.

Baca Juga: Dr. Atjo Ungkap Problematik Budidaya Udang Indonesia dan Gagas Paradigma Baru

Green economy menjadi salah satu konsep yang akan dipakai dalam penerapan tatakelola pemerintah dan pembangunan di Ibukota Negara baru yamg akan berpindah tahun 2024 dari Jakarta ke Panajam Paser Utara, Kalimantan Timur. 

Harapan SDGs, bahwa green energy tidak kemudian akan mengorbankan sumberdaya lainnya. Ini yang terjadi pada sejumlah kasus pengelolaan penggalian tambang maupun hilirisasinya, termasuk di dua kabupaten ini.

Tidak bisa dipungkiri bahwa eksploitasi tambang nikel dan hilirisasinya menyebabkan kinerja ekonomi yang dicapai oleh Provinsi Sulteng karena kedua kabupaten tersebut terbilang menakjubkan dan mendapat pujian.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Icam Djuhri

Tags

Rekomendasi

Terkini

X