METRO SULTENG-Bagian dari trilogi Kode 11.59 oleh Audemars Piguet Grande Sonnerie Supersonnerie, arloji unik ini memadukan teknik kuno dengan desain kontemporer.
Kasing emas putih 18 karat diperkaya dengan dial guilloché dan flinqué enamel yang dipesan lebih dahulu dalam warna biru, dibuat bekerja sama dengan pengrajin pemutar mesin Yann Von Kaenel dan pembuat enamel Anita Porchet.
The Manufacture telah menciptakan kristal safir melengkung ganda kontemporer, yang profilnya yang tegang dan melengkung bermain dengan kedalaman, perspektif, dan cahaya untuk pengalaman optik yang unik.
Baca Juga: Audemars Piguet Rilis Arloji Royal Oak Perpetual Calendar Dengan Bezel Bertatahkan Berlian
Sementara permukaan dalamnya berbentuk seperti kubah, ia melengkung secara vertikal dari arah jam 6 sampai jam 12.
Arloji ini menggunakan Kasing emas putih 18 karat, kristal safir anti silau. Pelat enamel "guilloché dan flinqué" biru, jarum jam emas putih 18 karat, bezel bagian dalam berpernis biru.
Tali kulit biru bertekstur dengan gesper lipat AP emas putih 18 karat.
Baca Juga: Kolaborasi Edisi Terbatas Ulang Tahun ke-40, Casio Hadirkan Jam Tangan G-SHOCK Filosofi Pedang
The Manufacture telah menciptakan kristal safir melengkung ganda kontemporer, yang profilnya yang tegang dan melengkung bermain dengan kedalaman, perspektif, dan cahaya untuk pengalaman optik yang unik.
Sementara permukaan dalamnya berbentuk seperti kubah, ia melengkung secara vertikal dari arah jam 6 sampai jam 12.***
Sumber: Audemars Piguet Grande
