Banjir dan Longsor Isolasi Desa Ganda-Ganda, Ketua DPRD Morut Gercep Kirim Alat Berat

photo author
- Minggu, 15 Juni 2025 | 09:15 WIB
Banjir dan longsor terjadi di Desa Ganda-ganda, Kecamatan Petasia, Morowali Utara, Sulteng.
Banjir dan longsor terjadi di Desa Ganda-ganda, Kecamatan Petasia, Morowali Utara, Sulteng.

METRO SULTENG – Hujan deras yang mengguyur wilayah Kecamatan Petasia, Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah, pada Sabtu malam (14/6/2025), menyebabkan banjir dan tanah longsor melanda Desa Ganda-Ganda.

Bencana tersebut terjadi tepat di ruas jalan utama menuju Pelabuhan Feri di Desa Ganda-Ganda. Akibatnya, akses transportasi menuju pelabuhan putus total sejak malam hingga Minggu pagi.

Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Namun, empat unit sepeda motor milik warga dilaporkan mengalami kerusakan akibat banjir dan longsor.

Baca Juga: Pelatihan Kader Posyandu Morut Telah Memberi Manfaat Besar, Kadis Kesehatan Tegaskan Tak ada Manipulasi Pembiayaan

Hingga Minggu pagi, belum terlihat bantuan dari pemerintah daerah melalui dinas terkait, dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum (PU) Morowali Utara. Padahal, akses jalan yang putus merupakan jalur vital penghubung Desa Ganda-Ganda ke Kolonodale dan Pelabuhan Feri.

Menariknya, penanganan awal justru dilakukan secara swadaya. Dua unit alat berat ekskavator dan lima unit dump truck dikerahkan ke lokasi, diketahui bantuan pribadi Ketua DPRD Morowali Utara, Hj. Warda Dg Mamala.

Banjir dan tanah longsor di Desa Ganda-ganda Morowali Utara.
Banjir dan tanah longsor di Desa Ganda-ganda Morowali Utara.
Menurut keterangan warga, setelah kejadian, mereka langsung menghubungi Hj. Warda. Tanpa banyak tanya, Ketua DPRD Morut meminta anggotanya mengirimkan bantuan alat berat untuk menangani material longsor.

“Ini bantuan dari Ibu Ketua DPRD. Alat berat sudah bekerja sejak subuh hingga pagi ini,” ujar beberapa warga di lokasi kejadian.

Baca Juga: JPU Hadirkan Empat Saksi di Sidang Tipikor Pemkab Morut

Warga juga menyayangkan lambannya respons dari Pemerintah Kabupaten Morowali Utara terhadap bencana itu. Mereka mempertanyakan keberadaan alat berat milik pemda yang seharusnya siap digunakan dalam kondisi darurat seperti ini.

“Kenapa Pemkab Morut tidak turun cepat? Ini akses utama bagi masyarakat. Katanya tahun lalu ada pengadaan alat berat, kok tidak diturunkan?” ujar salah satu warga dengan nada kesal.

Berdasarkan informasi yang diperoleh, pada 2024 lalu Pemkab Morowali Utara menganggarkan sekitar Rp4 miliar untuk pengadaan alat berat. Namun hingga kini, tidak diketahui jelas keberadaan dan pemanfaatan alat-alat tersebut.

Baca Juga: BREAKING NEWS: Warga Luwu Tenggelam di Sungai Laa Morut Belum Ditemukan

“Masyarakat butuh kepastian. Alat berat itu dibeli pakai uang rakyat, harusnya dipakai saat keadaan genting seperti ini,” kata seorang sumber yang enggan disebutkan namanya.

Warga berharap, pemerintah kabupaten segera turun tangan dan mengambil langkah konkret untuk menanggulangi dampak bencana serta memulihkan akses transportasi warga yang terputus. (*)

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Icam Djuhri

Tags

Rekomendasi

Terkini

X