Bahkan Hidayat mengaku telah mengantongi KTA Golkar. Ia terus merayu Golkar untuk menduetkan dirinya dengan Sakinah Aljufri, kader kesayangan PKS, di Pilgub Sulteng 2024.
Hidayat diperkirakan hanya akan menempel ketat Golkar. Untuk ke PDI-P pintu sudah tertutup. Karena ada tradisi tidak tertulis di partai banteng moncong putih.
Apa itu? calon yang pernah kalah, tidak akan diusung untuk kedua kalinya. Saat Pilgub 2020 lalu, Hidayat yang jadi jagoan PDI-P dikalahkan Rusdy Mastura.
Baca Juga: PKB Kerucutkan Dua Nama di Pilgub Sulteng 2024, Ahmad Ali atau Anwar Hafid
Sementara di satu sisi, Golkar enggan mengkhianati kadernya di Pilgub Sulteng. Posisi Irwan disebut-sebut lebih prioritas, karena Bupati Sigi itu berstatus kader lama dan telah mendapat surat tugas. Berbeda dengan Hidayat yang masih seumuran jagung bergabung di Golkar.
Di bagian lain, sudah banyak pihak yang mulai mendorong Irwan Lapatta segera menjalin chemistry dengan Sri Indraningsih Lalusu. Irwan-Sri Lalusu dinilai lebih logis berpasangan secara geopolitik dan basis massa. Koalisi Golkar dan PDI-P dengan jumlah 15 kursi.
Jika melihat dinamika politik terkini, keempat calon penantang Ahmad Ali masih dihadapkan dengan situasi koalisi yang tidak mudah. Apalagi calon penantang telah 'menjodohkan' sendiri dirinya dengan wakilnya. Perjodohan tanpa restu partai politik sebagai pengusung.
Baca Juga: UMKM di Morowali Utara 'Mati Suri' Ditengah Meriahnya Tambang Nikel
Untuk peluang melakukan bongkar pasang wakil, itu juga sangat riskan. Bakal ada resistensi yang muncul. Seperti menunggu bom waktu yang siap meledak.
Meski informasi ini belum terkonfirmasi karena hanya sebatas informasi di warung kopi, kemungkinan tidak akan ada kejutan berarti di Pilgub Sulteng menjelang pendaftaran di KPU. Ahmad Ali - Abdul Karim Aljufri (AA-AKA) akan berhadapan dengan pasangan calon yang sudah bisa ditebak.
Siapakah pasangan itu? Menarik ditunggu sebelum KPU membuka pendaftaran calon. (*)