Untuk itu, di tahun 2024, masyarakat Kabupaten Poso hendaknya dapat berfikir berkali lipat, jauh meneropong masa depan, tentu dengan pengalaman-pengalaman berharga setelah melewati tekanan sosial, ekonomi dan bahkan sejarah. Apalagi, sejarah Poso sebagai kabupaten tertua dan paling terkemuka yang puncaknya di tahun 90-an mestinya jadi cambuk untuk kembali bangkit dari keterpurukan pasca konflik.
Masak dikalah sama adik kandungnya sendiri yang belum lama lahir-Kabupaten Morowali?
Pilihlah calon pemimpin yang benar-benar dapat membatini kehidupan sosial masyarakat, mengerti konsep dan tekhnis pengembangan agrobisnis dan hasil laut. Karena paling tidak, kita masih berbangga diri tidak mengejar ketinggalan dengan mengeksploitasi SDA dengan libido pertambangan yang hyper seperti daerah lain. ***
Penulis adalah putra daerah Poso dan praktisi hukum