"Dulunya dibiayai pemda untuk perluasan dan normalisasi Sungai Laa. Permukaan sungai diperluas dan dikeruk. Supaya lebih mamadai untuk menampung debit air hujan. Tidak meluap seperti sekarang, merendam Tompira dan Bunta," ungkap Ketua Golkar ini.
Justru sekarang Warda heran, kenapa sempadan Sungai Laa malah disempitkan. Penyempitan inilah yang memicu banjir yang tidak surut-surut seperti sekarang.
Baca Juga: Banjir di Morowali Utara, Tim SAR Gabungan Evakuasi 41 Jiwa Korban Banjir di Patasia Barat
"Tengoklah Desa Tompira dan Bunta sekarang ini. Masyarakat sudah naik perahu melintasi banjir. Kasihan mereka. Ketinggian air di beberapa titik sudah lebih 50 cm," kritik Warda.
Olehnya, Warda mengimbau kepada pemda, mari bersama-sama mencari solusi penanganan banjir. Jangan tinggal diam saja. Bukan hanya bantuan sembako yang diharapkan masyarakat, tapi solusi agar tidak banjir lagi.
"Kami anggota DPRD Morowali Utara dari Fraksi Golkar, mengajak pemda dan stakeholders untuk memikirkan bersama-sama solusi banjir Morowali Utara. Supaya PR kita tidak lagi mengatasi banjir tahunan begini. Sungai Laa harus diperhatikan supaya tidak sampai meluap hingga berminggu-minggu begini," ujar Warda. ***