Warga Menyoe Berbondong-bondong Hadiri Kampanye Delis-Djira karena Sudah Terbukti Karyanya di Pedalaman Wana

photo author
- Kamis, 31 Oktober 2024 | 12:56 WIB
Kampanye Delis-Djira di Menyoe
Kampanye Delis-Djira di Menyoe

METRO SULTENG - Masyarakat Desa Menyoe, Kecamatan Mamosalato, menyambut istimewa kehadiran pasangan Cabup-Cawabup Morut Delis Julkarson Hehi - H. Djira dan rombongan di desa itu, Sabtu lalu.(26/10).

Sambutan itu sudah terasa sejak rombongan tiba sekitar pukul 19.00 dari Desa Lijo. Begitu turun dari kendaraan, baik Dokter Delis dan istrinya maupun Haji Djira dielu-elukan warga yang menyambut dengan sukacita.

Suasana itu semakin terasa saat kampanye berlangsung. Sekitar 300 warga memenuhi lokasi baik yang kebagian kursi di tenda, maupun yang berdiri. Bahkan yang menarik ada puluhan warga yang duduk melantai beralaskan terpal.

Baca Juga: PT Ang and Fang Brother di Morowali Bangun Infrastruktur Masyarakat Wujud Komitmen Realisasi Program CSR

"Kalau sudah begini suasananya, saya sudah enak tidur," seloroh Dokter Delis mengawali orasinya malam itu. Kontan disambut tepuk tangan riuh ratusan hadirin.

Ia melanjutkan, desa Menyoe ini sangat berkesan di hatinya. Ini bukan saja karena pasangan Delis-Djira meraih suara terbesar dan menjadi pemenang pada pilkada 2020 lalu di desa ini, tapi juga satu-satunya desa yang pemilihnya rame-rame mengembalikan uang serangan fajar waktu itu.

Hal seperti ini tergolong langka di Indonesia. Masyarakat sangat jujur dan menolak pemberian uang untuk membeli suaranya.

Baca Juga: CMF by Nothing Merayakan Diwali: CMF Watch Pros Hadirkan 3 Tampilan Jam Bertema Diwali Baru

Dokter Delis menegaskan, kemenangan yang diraih pada pilkada 2020 lalu di Menyoe betul-betul murni dukungan rakyat karena tidak mengeluarkan uang sedikitpun untuk membeli suara.

"Ini dukungan murni dari tatua-tatua sampuria. Ini menjadi utang bagi kami untuk berkarya. Makanya saya berusaha keras membangun jalan, jembatan, serta membantu anak-anak di Menyoe bisa bertumbuh, berkembang, dan mendapatkan pendidikan yang layak," ujarnya.

Terobosan penting lainnya yang dilakukan pemerintahan Delis-Djira pada periode pertama adalah mendorong guru-guru di pedalaman Wana yang hanya tamat SMA untuk kuliah di Universitas Tompotika (Untika) Luwuk.

Baca Juga: Dengan Bahan dan Tekstur Baru, Sinn Spezialuhren Meluncurkan Jam Tangan Titandamaszener 1800 Terbatas

Karena berdasarkan ketentuan guru-guru yang hanya tamat SMA tidak boleh mengajar lagi karena syaratnya harus sarjana.

"Tapi apa kebijakan saya? Saya kasih kuliah guru-guru di pedalaman Wana, sekarang jumlahnya 54 orang. Biayanya semuanya ditanggung Pemda Morut," tambahnya.

Selanjutnya, khusus pembangunan jalan dan jembatan dari Tanasumpu ibukota Kecamatan Mamosalato hingga Menyoe, pada tahun pertama sudah dikucurkan dana sebesar Rp 23 milyar termasuk pembangunan jembatan Winangabino yang menelan biaya sebesar Rp 9 milyar.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Subandi Arya

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ramai Soal KUHAP Baru, Ketua Komisi III DPR Buka Suara

Selasa, 18 November 2025 | 17:46 WIB

Anak Muda: Melek Politik dan Melek Berpartai

Senin, 17 November 2025 | 09:26 WIB
X