METRO SULTENG - Calon Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng), Anwar Hafid, terus mendapatkan dukungan dan kepercayaan dari berbagai tokoh masyarakat. Pengalaman dan kompetensinya dalam tata kelola pemerintahan menjadikannya sosok yang paling siap memimpin Provinsi Sulteng.
Menurut Ketua Kerukunan Keluarga Mandar Sulawesi Barat, Baharuddin HT, Anwar Hafid bukan sekadar pemimpin biasa, melainkan seorang ahli yang paham betul seluk-beluk manajemen pemerintahan. Karena dalam tata kelola pemerintahan, dibutuhkan sosok yang ahli, bukan cuma memiliki kemampuan yang biasa-biasa saja.
“Tata kelola manajemen pemerintahan ini butuh seorang ahli, bukan cuma orang yang punya kemampuan biasa saja,” ujar Baharuddin, Selasa (10/9/2024).
Baca Juga: Menginspirasi Generasi Muda, Anwar Hafid Pemimpin yang Jadi Harapan Rakyat Sulteng
Pengalaman panjang selama 32 tahun melayani rakyat, membentuk Anwar Hafid menjadi pribadi yang memahami keinginan rakyat. Pemerintahan ia jalankan atas dasar kebutuhan rakyat, bukan kepentingan golongan atau ambisi pribadinya.
Berbagai prestasi ia hasilkan untuk dan atas nama rakyat. Semua hasil kerja bisa dibuktikan dan tercatat dalam data, bukan cuma soal cerita, melainkan nyata dilakukan.
Misalnya ketika Anwar Hafid memimpin sebagai Bupati Morowali selama dua periode. Morowali yang tadinya masuk dalam daerah tertinggal, di bawah kepemimpinannya, berubah menjadi daerah paling sejahtera di Sulteng.
Kapabilitas Anwar Hafid memajukan daerah, lanjut Baharuddin, membuat kemampuannya tidak lagi perlu diragukan. Ahli, kata yang bisa merangkum seluruh kemampuan yang dimiliki oleh Anwar Hafid.
“Kompetensi dan keahlian dia ini sudah tidak perlu lagi kita ragukan,” tegas Baharuddin.
Baca Juga: Anwar Hafid Tekankan Pentingnya Akhlak untuk Kesuksesan Generasi Muda
Berkat tangan dinginnya, Anwar Hafid berhasil menarik peluang investasi di Morowali hingga mencapai Rp51,9 triliun. Hasilnya, Kabupaten Morowali memperoleh penghargaan dari Badan Koordinasi Penanaman Modal RI berkat keberhasilannya mendatangkan investasi besar di Morowali.
Terakhir, sejalan dengan terbukanya peluang investasi, berdampak pada menurunnya angka kemiskinan di Morowali.
Data Pemkab Morowali mencatat, pada tahun 2008, angka kemiskinan sebesar 28,27 persen menjadi 14,47persen di tahun 2014 atau turun sekitar 13,47%. Data Pemkab Morowali juga membuktikan, daya beli masyarakat Morowali mencapai puncaknya pada tahun 2015 sebesar Rp10.245.000. (*)
