Jokowi Masa Lalu, PDIP Move On

photo author
- Rabu, 8 November 2023 | 07:40 WIB
Presiden Jokowi. (Ist)
Presiden Jokowi. (Ist)

Baca Juga: Tiga Wakil Sulteng Harumkan Nama Daerah di Ajang STQH XXVII Jambi, Gubernur Beri Bonus Puluhan Juta

Sandiwara politik sesungguhnya dimulai oleh Jokowi, hingga puncaknya mendorong putranya maju sebagai bakal cawapres. Sementara PDIP bereaksi karena "terlalu berharap" Jokowi tidak berubah.

PDIP salah dengan meyakini Jokowi akan patuh dan setia kepada PDIP. Sehingga reaksi dari para kader terhadap sandiwara Jokowi adalah reaksi biasa dari para kader yang terlanjur dan terlalu cinta. PDIP tidak siap karena merasa telah memberikan segalanya, sehingga perasaan kader seperti marah, geram, kesal, tumpah ruah.

Namun politik harus berjalan terus, dan PDIP tidak boleh berhenti meratapi kepergian para penghianat.

PDIP Move On, Fokus Menangkan GaMa!

Dalam politik semua hal bisa terjadi, cinta dan penghianatan itu hal biasa. Namun PDIP harus segera move on, berjuang bersama rakyat meraih kemenangan.

Baca Juga: DLH Banggai Gelar Konsultasi Publik Penyusunan KLHS RPJPD 2024-2045

PDIP harus meyakini bahwa hanya dengan rakyatlah kemenangan sejati dapat diraih. PDIP pernah berhasil memenangkan Pilpres (2014) saat mengusung capres orang biasa, Jokowi, meski tanpa dukungan dari kekuasaan. Maka PDIP pasti dapat memenangkan Ganjar- Mahfud dalam Pilpres meski tanpa dukungan dari kekuasaan.

Sebab jika rakyat yakin dengan pasangan GaMa, dan percaya kepada PDIP, maka kemenangan hattrick dapat diraih dengan gratis. Maka PDIP dan GaMa hanya perlu membujuk dan meyakinkan rakyat.

PDIP harus segera move on dari Jokowi dan keluarganya agar rakyat dapat menilai kemandirian dan kepercayaan diri PDIP dan GaMa. Jokowi dan keluarganya adalah masa lalu, yang bukan jadi bagian dari masa depan PDIP.

Saatnya berhenti memberi perlakuan istimewa kepada kader manapun, sebab setiap kali ada anak emas (diberi hak istimewa), maka kita akan mendapati anak tiri. Perlakuan istimewa yang diberi selama ini kepada Jokowi dan keluarganya, membuat banyak kader menjadi anak tiri, sebagian lagi memilih pergi.***Sutrisno Pangaribuan, qKader PDIP, Preisidium GaMa Centre

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Subandi Arya

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ramai Soal KUHAP Baru, Ketua Komisi III DPR Buka Suara

Selasa, 18 November 2025 | 17:46 WIB

Anak Muda: Melek Politik dan Melek Berpartai

Senin, 17 November 2025 | 09:26 WIB
X