METRO SULTENG- Magomed Abdusalamov merupakan petinju kelas berat asal Rusia, kepiawaiannya dalam pertandingan aduh jotos itu menbuatnya tercatat sebagai pemegang rekor spektakuler yaitu 18 menang KO semua, hingga dijuluki sebagai petinju tak terkalahkan.
Berbagai torehan prestasi yang dicapai petinju kelahiran 25 Maret 1981 di Rusia ini. Ditahun 2005 ia pernah memenangkan kejuaraan Nasional Rusia, dan ditahun 2006 divisi kelas berat super.
Baca Juga: Aldila Jelita Open Donasi Untuk Biaya Rumah Sakit Indra Bekti, Harus Kuat Walau Banyak Badai Ribut
Namun, langkahnya harus terhenti saat melawan Mike Perez (Kuba) di Madison Square Garden Theater, New York, 2 November 2013. Hal itu menjadi kekalahan satu-satunya selama ia bertanding. Abdusalamov kalah angka dalam pertarungan 10 ronde sekaligus kehilangan gelar kelas berat World Boxing Council United States (USNBC).
Dalam pertandingan itu, untuk pertama kalinya Abdusalamov babak belor dilaga ke 19 melawan Mike Perez, dia dipukul dibagian kepala secara bertubi-tubi, hingga mengalami pendaharan otak.
Baca Juga: Aldia Jelita Galang Dana Untuk Pengobatan Indra Bekti: Jangan Pedulikan Orang Lain
Saat dia memutuskan untuk berhenti, pelatihnya terus memotivasi dia."Kamu pasti bisa, hajar terus, kamu tidak apa-apa," ucap pelatihnya, yang disampaikan oleh akun tiktok@muhanmadzahri22, dikutip Selasa (3/1/23).
Hingga pada akhirnya, dipukulan terakhir Abdusalamov tumbang dan tidak bisa bangkit lagi, dan dia dilarikan ke rumah sakit, pada saat dia sadar dia mendapati tubuhnya tidak bisa bicara dan tidak bisa digerakan. Dokter menvonisnya cacat seumur hidup.
Nah, ada pelajaran menarik yang bisa dipetik dibalik cerita peristiwa yang dialami oleh mantan petinju profesional yang berkompetisi dari tahun 2008 hingga 2013 ini.
Baca Juga: Kepala BPBD Morowali Ingin Merombak Mindset Seluruh Tatanan Kerja Staf Agar Lebih Profesional
Karena pencapaian prestasi tersebut,dan lingkungan, serta pelatihnya yang mengunggulkannya dia, maka Magomed Abdusalamov menjadi over confidence, terlalu percaya diri hingga pada akhirnya dia mencapai puncaknya dilaga ke-19 ketika dia bertemu lawan yang jauh lebih hebat dari dia.
"Banyak yang kita temui diluar sana, motivator-motivator yang sama dengan pelatih tinjunya Abdusalamov, dia memotivasi orang untuk tidak menyerah, untuk memotivasi terus, mengajarkan selalu berfikir positif, jangan bersedih, jangan negatif," jelas VT @muhanmadzahri22.
Baca Juga: Vespa Memang Keterlaluan! Jadi Kendaraan Merek Berkelas dan Ikon Terkenal Bernilai 906 Juta Euro
Nah ini problemnya, kita disugesti untuk disuruh mencoba hal-hal yang diluar kemapuan kita, kita dipaksakan untuk tembus limit, dan kita memaksakan diri, dan tidak sadar kita menbahayakan bagi diri kita.
"Banyak orang yang kecanduan motivasi, dia tersesat, tapi dia tidak sadar kalau dirinya itu tersesat, diingatin pun sama orang lain dia bakalan ngeyel, sedih boleh nggah, negatif boleh ngga, yaa boleh, agar kita itu tidak overconfidence, supaya kita tidak sombong, nah negatif thinking atau merasa sedih itu akan membuat kita lebih uwer bahwa kemampuan kita itu ada batasnya, dan kita mau memikirkan ulang sebenarnya kita ada kemanpuannya ada dibidang apa," tuturnya.