METRO SULTENG-Universitas Gadjah Mada dalam pendiriannya, memiliki lima jati diri yang selama ini dipegang teguh yakni UGM sebagai universitas nasional, universitas perjuangan, universitas Pancasila, universitas kerakyatan dan universitas pusat kebudayaan. Pengejawantahan UGM sebagai univesitas nasional diwujudkan dengan tingkat penerimaan asal mahasiswa yang merepresentasi dari dari semua provinsi di Indonesia.
Baca Juga: Alumni Farmasi Unhas Ini Mampu Raih Gelar Doktor di Irlandia Utara dia Usia 25 Tahun
Selain bertujuan untuk mengurangi kesenjangan kualitas sumber daya manusia di tanah air. UGM terus meningkatkan aksesibilitas pendidikan bagi putra daerah dari wilayah luar Jawa, wilayah Indonesia Timur dan wilayah-wilayah yang termasuk dalam kategori 3T yakni Tertinggal, Terdepan dan Terluar.
Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan secara signifikan proporsi mahasiswa luar Jawa telah mencapai 20 persen dari total mahasiswa.
Sebagai Universitas kerakyatan, UGM tetap terus berkomitmen menjadi perguruan tinggi yang memperhatikan mahasiswa yang berasal dari keluarga yang berekonomi lemah, namun memiliki potensi dan prestasi tinggi.
Baca Juga: Unsoed Telorkan Doktor Asal Sudan di Program Ilmu Peternakan
“Salah satu bentuk perhatian yang diberikan dengan mencarikan sumber-sumber pemberi beasiswa sebagai pendukung finansial mahasiswa agar dapat meningkatkan prestasi dan mempercepat proses penyelesaian studi,” kata Wakil Rektor bidang Pendidikan, Pengajaran dan Kemahasiswaan Universitas Gadjah Mada, Prof. Dr. Ir. Djagal Wiseso Marseno, M.Agr., Rabu (6/7).
Hingga tahun 2021, kata Djagal, jumlah mahasiswa penerima beasiswa dan besaran nominal beasiswa terus mengalami peningkatan. Beasiswa diwujudkan dalam bantuan UKT, biaya hidup dan relaksasi UKT.
“Pada Tahun 2021 UGM mengelola 190 jenis beasiswa yang bersumber dari 117 mitra dengan nominal mencapai Rp295 miliar yang disalurkan pada 19.766 mahasiswa baik mahasiswa Diploma, Sarjana dan Pascasarjana,” ungkapnya.
Baca Juga: Usut Korupsi Tambang, Kejati Sulteng Segel 10 Excavator dan 80 Dump Truk Milik PT ANI
Djagal menyebutkan sekitar 74 persen mahasiswa UGM saat ini berasal dari keluarga dengan kondisi ekonomi kelas menengah ke bawah. Bahkan sekitar 30 persen berasal dari keluarga miskin.
“Karena itu UGM selalu mengajak para pihak dan mitra untuk berkontribusi menjadi pemberi beasiswa,” paparnya.
Persentase jumlah mahasiswa miskin dan mengejawantahkan jati diri UGM menjadi universitas nasional dan universitas kerakyatan, UGM selalu memperhatikan besar biaya kuliah. Menurut Djagal rata-rata biaya kuliah selama 4 tahun untuk saintek sebesar Rp68,5 juta.
Sedangkan biaya kuliah untuk Soshum Rp56 juta.
Baca Juga: Melihat Ratusan Monyet Kebun Kopi Sulteng Menanti Uluran Tangan Manusia Ditepi Jalan
Untuk mahasiswa yang berasal dari keluarga kurang mampu menurut Djagal besar uang UKT bisa nol rupiah hingga Rp500 ribu per semester. Besaran uang UKT dikelompokkan menjadi delapan. Seperti kelompok kelompok I atau UKT 1 mulai dari nol rupiah hingga maksimal Rp500.000 per semester. Lalu, kelompok II sebesar Rp501.000 – Rp1.000.000.
Sedangkan untuk kelompok 3 minimal Rp2,4 juta hingga maksimal Rp7,5 juta. Sedangkan untuk kelompok 8 (UKT 8) minimal Rp8 juta hingga 26 juta. Ia menyebutkan nilai UKT ini berlaku untuk semua jalur penerimaan.
Baca Juga: Pemprov Sulsel Perbaiki Jalan Rusak Poros Salaonro-Ulugalung di Wajo Tengah Senilai Rp 20,8 Miliar