METRO SULTENG-Ramadhan bisa disebut sebagai bulan Alquran, Allah –Subhanahu wa Ta’ala– berfirman,
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَ بَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَ الْفُرْقَانِ
“Bulan Ramadhan yang di dalamnya –mulai- diturunkannya Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan keterangan-keterangan yang nyata yang menunjuk kepada kebenaran, yang membedakan antara yang haq dan yang bathil.” (QS Al-Baqarah: 185)
Ramadhan merupakan syahrul Qur’an sebagaimana firman Allah: “Bulan Ramadhan adalah (bulan) yang didalamnya diturunkan Al-Quran, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan petunjuk tersebut dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). (QS. Al-Baqarah: 185).
Pada ayat tersebut, Allah menjelaskan hikmah pengkhususan beribadah dan berpuasa dalam bulan Ramadhan, karena pada bulan ini Allah menurunkan hidayah terbesarnya yaitu Al-Qur’an, sebagai ilmu dan pengetahuan, sebagai penunjuk jalan (kehidupan) serta norma untuk berpijak.
Kemuliaan ramadhan merefleksikan kemurahan Allah dalam melimpahkan hidayah, Rahmah dan ampunan kepada hambaNya.
Oleh karenanya, kaum muslimin diperintahkan untuk melakukan ibadah kepada Allah yang tidak dikerjakan dalam bulan-bulan yang lain.
Kebenaran serta petunjuk Al-Qur’an dalam mengatasi pelbagai problematika kehidupan memberi bukti nyata bahwa Allah telah mengarahkan kita, dangan memberi ayat-ayat yang berupa tuntunan (al-huda) dan cahaya kebenaran (al-furqan), yang membedakan antara yang benar dan bathil.
Karena itu, Allah mensifatkannya sebagai pedoman hidup untuk sekalian manusia sebagaimana difirmankan Allah dalam surat Al Maidah: 15. Cahaya Al Qurán ini memiliki tiga manfaat;
1. Allah SWT, memberikan petunjuk kepada orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya menuju jalan keselamatan.
2. Mengentaskan manusia dari priode kehidupan jahiliah.
3. Memberikan petunjuk kepada mereka menuju ke jalan yang lurus (Shiraath Mustaqiim).
Allah SWT memuliakan kaum muslimin dengan drajat kemuliaan yang luar biasa agungnya, ketika Al-Qur’an diturunkan dan Allah menjadikannya sebagai petunjuk sekaligus cahaya penerang.
Sudah sepatutnya kita sebagai kaum muslimin mengambil posisi sebagai pengawas dan pemantau terhadap Al-Qur’an. Kita harus dapat memberikan haknya yang telah diwajibkan oleh Allah SWT atas diri kita, serta memelihara nikmat yang agung ini sebagai nikmat hidayah yang abadi, yang bersifat umum dalam segala hal, baik nikmat kemuliaan, kepemimpinan, dan kehormatan.
terpenting di antaranya adalah: