METRO SULTENG-Jagad maya dunia pada akhir Oktober 2025 ini dihebohkan dengan temuan NASA sebuah komet yang diberi nama 3I/ATLAS sebesar gunung everest melaju di tata surya mendekati bumi, sementara ilmuwan Harvard menduga bahwa benda tersebut adalah pesawat alien yang menuju bumi.
Pengunjung antarbintang yang unik, 3I/ATLAS, menantang teori komet dengan ekornya yang menghadap matahari dan komposisinya yang tidak biasa.
Sementara para ilmuwan mengeksplorasi penjelasan alami untuk perilakunya, karakteristik unik objek tersebut telah memicu diskusi tentang potensi asal usul non-alami.
Pengamatan lanjutan sangat penting untuk memahami sifat aslinya dan implikasinya bagi sistem bintang yang jauh.
Benda Asing di Tata Surya
Pengunjung asing sedang melintasi Tata Surya kita: sebuah objek yang berasal dari tempat lain dan berperilaku tidak seperti komet pada umumnya.
Objek ini melintasi ruang angkasa dalam lintasan hiperbolik dan kini menunjukkan fitur-fitur yang menantang pemahaman kita tentang perilaku komet.
Citra-citra menunjukkan ekor yang mengarah ke Matahari, alih-alih menjauh, dan gas serta debunya membuat kita bertanya-tanya lebih dalam. Mungkinkah itu benar-benar komet lain dari sistem bintang yang jauh, atau adakah sesuatu yang tak terduga terjadi?
Meskipun para ilmuwan belum mengklaim bahwa ini berasal dari alien, data tersebut menimbulkan cukup banyak teka-teki sehingga bahkan para peneliti serius pun mengakui kemungkinan tersebut.
Kebenaran mungkin lebih dekat daripada yang kita duga. Penemuan ini tidak hanya memperdalam rasa ingin tahu kita tentang pengunjung antarbintang, tetapi juga mengingatkan kita betapa sedikitnya pengetahuan kita tentang materi dan gaya yang membentuk penjelajah kosmik yang jauh.
Asal usul antarbintang dan kecepatan unik3I/ATLAS
Pengamatan dari Pusat Planet Utama dan NASA mengonfirmasi bahwa 3I/ATLAS adalah objek antarbintang ketiga yang diketahui setelah 1I/'Oumuamua dan 2I/Borisov.
Lintasannya menunjukkan eksentrisitas sekitar 6 dan kecepatan datang sekitar 57 kilometer per detik, cukup besar sehingga tidak dapat dibatasi oleh gravitasi Matahari.
Teleskop mengukur diameter intinya antara 0,44 km dan 5,6 km. Fakta-fakta ini mengonfirmasi bahwa objek tersebut berasal dari luar Tata Surya kita.