Kisah hidup Hamka juga adalah pelajaran tentang keteguhan. Ketika ia dipenjara oleh rezim yang menuduhnya tanpa bukti, ia tidak membalas dengan kebencian. Justru di balik jeruji itu, ia menulis Tafsir Al-Azhar, karya monumental yang meneguhkan kesabaran sebagai bentuk tertinggi dari kekuatan. Hamka membuktikan bahwa kezaliman tidak akan pernah bisa menahan cahaya ilmu dan kebenaran.
Bagi santri muda, terutama generasi Gen-Z, kisah itu menjadi cermin bahwa keikhlasan adalah kekuatan paling murni. Ketika dunia mempermainkan pencitraan, Hamka menunjukkan bahwa ketulusan lebih berharga daripada sorotan. Dalam diam dan penderitaan, ia tetap menulis, tetap berjuang, tetap berharap. Itulah yang disebutnya iman yang bekerja.
Baca Juga: Insentif Guru Naik Mulai Tahun Depan, Mendikdasmen Juga Sediakan Beasiswa Kuliah untuk Guru
Hari Santri Nasional adalah panggilan untuk kembali pada jati diri bangsa bangsa yang dibangun dengan ilmu, iman, dan keberanian moral. Buya Hamka mewakili semangat itu. Ia membuktikan bahwa menjadi santri bukan berarti sempit, tapi justru luas: luas pikirannya, dalam hatinya, dan tajam nuraninya. Santri bukan hanya penjaga kitab, tapi penjaga nurani bangsa.
Dan bagi Gen-Z, Hamka bukan sekadar tokoh masa lalu. Ia adalah mentor lintas waktu. Ia mengajarkan bahwa keberanian sejati bukan pada suara yang keras, tapi pada hati yang teguh. Bahwa kebahagiaan bukan pada pengakuan, tapi pada pengabdian. Dalam sunyi pikirannya, Hamka seolah berkata: “Jadilah manusia yang berpikir, beriman, dan berbuat baik, meski dunia tak selalu peduli.”
Akhirnya, di Hari Santri ini, kita belajar satu hal dari Hamka—bahwa zaman boleh berubah, tapi cahaya nilai tidak pernah padam. Gen-Z boleh hidup di layar, tapi tetap harus punya cermin di hati. Karena seperti kata Buya, hidup bukan sekadar untuk hidup, tapi untuk memberi arti. Dan di sanalah, kemanusiaan menemukan maknanya. (*)
Daftar Pustaka
- Hamka. Lembaga Budi. Jakarta: Bulan Bintang, 1983, hlm. 14–15.
- Hamka. Falsafah Hidup. Jakarta: Bulan Bintang, 1990.
- Hamka. Tasawuf Modern. Jakarta: Pustaka Panjimas, 1984.
- Hamka. Tafsir Al-Azhar. Jakarta: Pustaka Nasional, 1982.
- Hamka. Dari Lembah Cita-Cita. Jakarta: Bulan Bintang, 1967.