Khutbah Jumat 17 Oktober 2025 Tema Bahaya Memfirnah Ulama

photo author
- Rabu, 15 Oktober 2025 | 18:04 WIB
Ulama dan pendiri NU
Ulama dan pendiri NU

METRO SULTENG-Diera media sosial memberi dampak positif dan negatif, dimana sisi negatif banyak fitnah dibuat dan tersebar dengan cepat. Tak sedikit juga saat ini pala ulama dan alim jadi sasaran fitnah. Berikut materi khutbah jumat bahaya fitnah ulama.

 

Khutbah I

اَلْحَمْدُ للهِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ رَسُوْلِ اللهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْقَائِلِ في مُحْكَمِ كِتَابِهِ: يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ


Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah,

Marilah kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah swt dengan sebenar-benar takwa. Menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Takwa yang bukan hanya diucapkan di lisan, tetapi diwujudkan dalam amal perbuatan. Karena sesungguhnya kemuliaan di sisi Allah bukan diukur dari jabatan, kedudukan, ataupun kekayaan, melainkan dari sejauh mana seseorang bertakwa kepada-Nya.

Hadirin rahimakumullah,

Di dunia media sosial tanpa banyak disaring ini, menjaga lisan merupakan perbuatan mulia, karena dari lisan yang baik akan melahirkan sejuta kebaikan, sedang dari lisan yang buruk akan melahirkan keburukan. Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Hujurat ayat 12:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَۗ اِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ ۝١٢

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak prasangka! Sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Janganlah mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Bertakwalah kepada Allah! Sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang (QS Al-Hujurat: 12).

Ayat ini menjadi peringatan keras agar kita berhati-hati dalam berbicara, terutama dalam menyebarkan berita, menuduh, atau mencaci orang lain — lebih-lebih jika yang dicaci itu adalah para ulama, pewaris para Nabi.

Rasulullah saw bersabda:

اَلْعُلَمَاءُ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ وَإِنَّ الْأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوْا دِيْنَارًا وَلَا دِرْهَامًا، وَلَكِنْ وَرَّثُوْا الْعِلْمَ، فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ

Artinya: Para ulama adalah pewaris para nabi. Sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dinar ataupun dirham, tetapi mewariskan ilmu. Maka dari itu, barang siapa mengambilnya, ia telah mengambil bagian yang cukup (HR Abu Dawud, at-Tirmidzi, dan Ibnu Majah).

Hadirin rahimakumullah,

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Subandi Arya

Tags

Rekomendasi

Terkini

X