Kesadaran akan tantangan ke depan juga penting. Di tengah derasnya informasi digital, polarisasi sosial, dan ancaman radikalisme yang bermutasi dalam wujud-wujud baru, MUI harus hadir sebagai pembawa suluh, penerang dan pemberi cahaya yang mengarahkan di saat kebingungan, merajut persatuan di tengah perbedaan, dan menjaga akhlak publik di tengah gempuran globalisasi.
Setengah abad ini adalah bekal yang kaya untuk masa depan. Dengan jejaring ulama lintas ormas, hubungan erat dengan pemerintah, dan program-program yang menyentuh langsung kebutuhan umat, MUI punya peluang besar memperlihatkan wajah Islam yang santun dan rahmatan lil ‘alamin, bagi Indonesia dan bagi dunia.
Tahniah 50 Tahun Majelis Ulama Indonesia. Terima kasih atas setengah abad pengabdian yang tulus, dan selamat melangkah ke babak baru pengkhidmatan yang lebih bermakna. Semoga ulama dan umara terus terjaga, terpelihara dan bersatu, saling menopang dalam kebaikan, dan terus membimbing Indonesia menuju kesejahteraan dan kemuliaan yang diridhai Allah SWT.***
Penulis adalah Ketua Umum Pengurus Pusat Badan Koordinasi Mubaligh Se-Indonesia (PP BAKOMUBIN) dan Guru Besar Hubungan Internasional Busan University of Foreign Studies (BUFS) Korea Selatan
