Masjid Istiqlal Kolaborasi PB NU Standardisasi Imam dan Khatib

photo author
- Senin, 28 April 2025 | 15:49 WIB

METRO SULTENG– Bidang Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Masjid Istiqlal bekerjasama dengan Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LD PBNU) dan Lembaga Takmir Masjid PBNU menyelenggarakan kegiatan Standardisasi Kompetensi Imam dan Khatib Jum’at. Program standardisasi ini merupakan yang pertama kali diadakan di masjid Istiqlal.

Meskipun, standardisasi ini merupakan bagian dari agenda rutin bulanan yang telah dijalankan oleh LD PBNU, dan kali ini memasuki penyelenggaraan angkatan ke-9. Kegiatan ini berlangsung pada Sabtu, (26/4/2025), bertempat di Aula Pendidikan Kader Ulama Masjid Istiqlal (PKUMI), Jakarta.

Acara dibuka secara resmi oleh Kepala Bidang Pendidikan dan Pelatihan Masjid Istiqlal, Dr. KH. Mulawarman Hannase, Lc., MA. Hum. Dalam arahannya, ia menekankan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari prioritas Masjid Istiqlal dalam memperkuat posisi masjid Istiqlal sebagai pusat pendidikan umat.

“Standardisasi ini sangat penting untuk membentuk para dai yang bukan hanya mampu berbicara, tetapi juga mampu memahami kebutuhan umat dan mempersatukan masyarakat melalui dakwahnya,” tutur Dr. Mulawarman.

Lebih lanjut, ia mengingatkan pentingnya menjaga integritas dakwah di tengah tantangan globalisasi dan perkembangan media sosial, sehingga para imam dan khatib perlu dibekali dengan kecakapan intelektual, spiritual, dan sosial yang memadai.

Kabid Diklat masjid Istiqlal juga memaparkan sedikit tentang program PKUMI yang memiliki visi-misi menyebarkan ajaran Islam yang sopan, santun, ramah dan merangkul semuanya. Sehingga, para kadernya diharapkan mampu membawa dan menyebarkan ajaran Islam sebagai rahmatan lil’alamin karena PKUMI sendiri memiliki jargon “Moderat, Mendunia”.

Terakhir, ia mengajak para peserta standardisasi yang berminat untuk ikut bergabung dalam program PKUMI tersebut.

Selanjutnya, Sekretaris LD PBNU, KH. Nurul Badruttamam, M.A., dalam sambutannya menegaskan bahwa program ini bukan sekadar seremoni, melainkan bagian dari upaya berkelanjutan dalam meningkatkan kualitas dakwah Islam di Indonesia.

“Program ini menjadi bentuk komitmen LD PBNU untuk memperkuat peran imam dan khatib dalam membangun dakwah yang solutif, mendidik, dan relevan dengan tantangan zaman,” ujarnya.

Senada dengan itu, KH. Hasan Basri Sagala, MSI., Wakil Ketua LTM PBNU dalam sambutannya meneyampaikan bahwa kegiatan standardisasi ini merupakan bagian dari ikhtiar membangun kualitas dakwah yang beradab dan berwibawa di tengah masyarakat.

“Standardisasi ini bukan sekadar formalitas, melainkan upaya memastikan bahwa imam dan khatib NU memiliki kapasitas keilmuan, etika, dan kepekaan sosial dalam membimbing umat,” ujar KH. Hasan Basri Sagala.

Beliau juga menekankan pentingnya menjaga kehormatan mimbar Jumat sebagai wajah peradaban Islam yang rahmatan lil alamin.

Adapun materi yang diberikan dalam pelatihan ini meliputi: Fikih Imam dan Khatib, Retorika Dakwah, Manajemen Psikologi Imam dan Khatib, pemahaman konteks sosial budaya, serta penguatan wawasan keislaman berbasis kitab kuning. Para peserta juga mengikuti pre-test, serta sesi wawancara mendalam terkait bacaan dan hafalan Al-Qur’an.

Proses asesmen ini bertujuan memastikan bahwa peserta tidak hanya memahami teori, tetapi juga mampu mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam praktik dakwah sehari-hari. Dengan demikian, lulusan program ini diharapkan menjadi agen perubahan yang dapat menjawab kebutuhan masyarakat dengan pendekatan dakwah yang ramah, inklusif, dan membangun.

Selain fokus pada peningkatan kapasitas individu, kegiatan ini juga menjadi ruang mempererat kolaborasi antara Masjid Istiqlal, LD PBNU, dan LTM PBNU.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Subandi Arya

Tags

Rekomendasi

Terkini

X