METRO SULTENG-Materi khutbah jumat terbaru Desember 2024 mengambil tema tentang keutaaan shalat. Ini adalah khutbah jumat terbaik yang bisa anda sampaikan saat menjadi khatib, berikut materinya. Semoga bermanfaat!
Khutbah I
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الّذِي أَنْعَمَ عَلَيْنَا وَهَدَانَا إِلَى دِيْنِ الْإِسْلَامِ، اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ الْأُمِّيِ الَّذِيْ دَعَانَا إِلَى دِيْنِ الْمَلِكِ الْعَلَّامِ ، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ صَلَاةً وَسَلَامًا دَائِمَيْنِ مُتَلَازِمَيْنِ عَلى مَمَرِّ الدُّهُوْرِ وَالْأَيَّامِ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ شَهَادَةً تُنْجِي قَائِلَهَا مِنْ أَهْوَالِ يَوْمِ الزِّحَامِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُ الْأَنَامِ، قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، حَافِظُوْا عَلَى الصَّلَوٰتِ وَالصَّلٰوةِ الْوُسْطٰى وَقُوْمُوْا لِلّٰهِ قٰنِتِيْنَ، صَدَقَ اللهُ الْعَظِيْمِ
أُوْصِيُكُمْ عِبَادَ اللهِ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ وَأَحُثُّكُمْ وَإِيَّايَ عَلَى طَاعَةِ اللهِ وَعَلَى طَاعَةِ رَسُوْلِهِ فِي كُلِّ وَقْتٍ لَعَلَّكُمْ تُقْلِحُوْنَ
Sidang Jumat rahimakumullah Puji dan syukur marilah kita panjatkan ke Hadirat Allah swt. Shalawat dan salam semoga tetap terlimpah kepada insan termulia yakni Nabiyana Muhammad saw. beserta keluarga, para sahabat, tabiin dan atba'ut tabi'in-nya, hingga kepada kita selaku umatnya.
Sebelum menguraikan khutbah, melalui mimbar yang mulia ini, khatib berpesan, khusus untuk diri khatib sendiri, umumnya untuk jamaah Jumat sekalian, marilah kita sama-sama meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah, sebab dengan dua hal itu kita bisa memaksimalkan ketaatan kepada-Nya dan menjauhkan diri dari larangan-larangan-Nya.
Sidang Jumat rahimakumullah
Secara eksplisit, perintah menjaga shalat fardhu lima waktu sudah diungkap dalam ayat Al-Quran:
أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، حَافِظُوْا عَلَى الصَّلَوٰتِ وَالصَّلٰوةِ الْوُسْطٰى وَقُوْمُوْا لِلّٰهِ قٰنِتِيْنَ
Artinya, “Peliharalah semua shalat (fardhu) dan salat wusṭha. Berdirilah karena Allah (dalam shalat) dengan khusyuk,” (QS. Al-Baqarah [2]: 238).
Dari ayat ini, kita cukup maklum apa yang dimaksud dengan shalat fardhu, yaitu shalat yang lima waktu. Pertanyaannya, apa yang dimaksud dengan shalat wustha?
Imam Abul Hasan Muqatil bin Sulaiman dalam tafsirnya jilid I, halaman 201 menafsirkan bahwa yang dimaksud dengan shalat wastha di sana adalah shalat ashar. Secara bahasa, wustha artinya adalah shalat pertengahan, sehingga mungkin atas dasar ini, Imam Abul Hasan memaknainya sebagai shalat Ashar.
Sementara menurut Imam Asy-Syafi’i, maksud dari shalat wustha di sana adalah shalat subuh. Alasannya, karena shalat subuh merupakan shalat yang banyak terlewatkan karena lelapnya tidur.
Lagi pula waktu shalat subuh bersambung dengan waktu sepertiga malam sebagai waktu utama munajat kepada Allah, sehingga kita diperintah untuk menjaganya, sebagaimana disebutkan dalam Tafsir Imam Asy-Syafi’i Jilid 1, halaman 409.
Ada pula yang berpendapat bahwa shalat wustha itu adalah salah satu shalat lima yang diistimewakan, namun dirahasiakan nama dan waktunya.