Biometrik: Dilansir dari Jasuindo biometrik berasal dari kata “Bios” yang berarti hidup dan “Matric” yang berarti pengukuran. Secara harfiah, biometrik adalah pengukuran dan analisis karakteristik biologis atau perilaku individu.
Karakteristik ini kemudian digunakan untuk mengidentifikasi atau memverifikasi identitas seseorang.
Contoh karakteristik biometrik meliputi sidik jari, wajah, iris matasuara, dan banyak lagi.
Pertanyaan Keamanan yang Lebih
Personal: Bank sering meminta pengguna memilih pertanyaan unik yang sulit ditebak oleh orang lain. Contohnya: Apa nama perusahaan pertama tempat Anda bekerja?, Apa nama teman masa kecil Anda yang tidak banyak orang tahu?, Apa nama guru favorit Anda di sekolah dasar?, Di kota mana orang tua Anda pertama kali bertemu?, Apa nama panggilan Anda yang hanya dikenal oleh keluarga dekat? pertanyaan-pertanyaan keamanan seperti yang sebutkan di atas mungkin tidak sering terdengar atau digunakan di bank, khususnya di Indonesia.
Namun, beberapa bank atau layanan modern, terutama di luar negeri, mulai menawarkan opsi untuk membuat pertanyaan keamanan yang lebih personal.
Baca Juga: Swasembada Pangan Diharap Berorientasi Outcome, Desa Mandiri Bisa Menjadi Role Model
Hal ini biasanya terjadi di platform daring (online), di mana pengguna diminta untuk memilih atau membuat pertanyaan mereka sendiri. Sayangnya, praktik ini memang belum umum di Indonesia.
Banyak sistem keamanan kita masih menggunakan metode yang lebih tradisional atau beralih ke teknologi seperti OTP (One-Time Password) dan biometrik, daripada mengandalkan pertanyaan keamanan.
Saat ini, nama ibu kandung tidak lagi dianggap sebagai metode yang cukup aman. Pengguna sering kali tanpa sadar membagikan informasi ini di media sosial atau melalui survei daring. Kasus-kasus peretasan yang memanfaatkan data semacam ini pun semakin meningkat.
Oleh karena itu, bank dan institusi keuangan disarankan untuk terus berinovasi dalam sistem autentikasi, memastikan bahwa perlindungan data pelanggan tetap menjadi prioritas utama.
Penggunaan nama ibu kandung dalam sistem verifikasi memiliki sejarah panjang yang berakar pada kebutuhan keamanan di masa lalu. Namun, di era digital, metode ini perlu dikombinasikan atau digantikan dengan teknologi yang lebih modern agar tetap relevan dan efektif.
Sebagai pengguna, penting bagi kita untuk menjaga kerahasiaan informasi pribadi dan memilih bank yang mengedepankan perlindungan data.***
Penulis: Chentia Marcelina- Mahasiswa Universitas Jambi Program Studi S1 Akuntansi