Butuh Perjuangan! Lima Karya Guru Asal Banggai Laut Masuk Karya Terbaik Pada Festival Potret Cerita Kurikulum Merdeka 2024

photo author
- Minggu, 7 Juli 2024 | 07:11 WIB
Lima Guru Asal Banggai Laut Memiliki Karya Terbaik di Festival Potret Cerita Kurikulum Merdeka 2024. :Foto : Ist)
Lima Guru Asal Banggai Laut Memiliki Karya Terbaik di Festival Potret Cerita Kurikulum Merdeka 2024. :Foto : Ist)

Potret cerita terkait dengan pembelajaran berdiferensiasi dengan memanfaatkan berbagai game edukasi. Sebelum masuk pada pembelajaran, pada pertemuan awal pembelajaran Reynaldhi Djatung mengidentifikasi gaya belajar siswa yang ada dikelas, dengan asesment diagnostik non kognitif, Reynaldhi Djatung sebagai guru dapat menentukan proses pembelajaran seperti apa yang cocok digunakan. 

Alhasil diidentifikasi dari 30 siswa, 10% siswa bergaya belajar visual, 3% auditory, dan 87% kinestetik

Dari hasil tersebut Reynaldhi Djatung berinisiatif memanfaatkan game edukasi dalam pembelajaran dengan ditambahkan unsur-unsur visual dan auditory didalamnya.

Baca Juga: Banggai Laut Terima Penghargaan Anugerah Merdeka Belajar Tahun 2024 Kategori Transformasi SDM Pendidikan

Game edukasi yang ia buat mempunyai alur 3 tahap yang pertama melewati jembatan sepatu, mendengar voice note aturan game, memutar roda nama, menjawab Teka-teki silang (TTS) sebagai evaluasi pembelajaran.

Dalam karyanya Reynaldhi Djatung berharap menjadi inspirasi bagi teman-teman guru. 

"Media pembelajaran hanya alat, tokoh utamanya ialah peserta didik," tulis Reynaldhi Djatung.

2. Dorisman La Budi, S.Pd, Guru asal SMP Negeri 4 Bokan Kepulauan.

Pada Deskripsi karya potret cerita, Dorisman La Budi mengangkat topik, "Belajar di alam terbuka".

Belajar di alam terbuka dapat merefresh Kepenatan siswa dalam belajar.

Dorisman La Budi termasuk guru yang tidak mau dikungkung oleh tekstual buku pegangan siswa yang hanya menghabiskan materi bab demi bab. 

Sehingga seringkali ia mengajak para siswa untuk belajar diluar kelas termasuk ke pantai.

Baca Juga: Foto Dipajang dan Masih Tandatangan Undangan Jambore, Ada Apa dengan Mantan Pj Bupati Morowali?

Dengan hal itu, Dorisman La Budi melihat para  pelajar sangat menikmati terlihat jelas mereka mengunduh sorak-sorai penuh kegembiraan.

Dorisman La Budi menciptakan dan memasukkan pembelajaran yang menyenangkan sehingga dengan mudah mampu dimengerti oleh para siswa terkait dengan materi pembelajaran. Bagi sebagian besar peserta didik, belajar dianggap sesuatu yang membosankan dan monoton. Apalagi belajar dilakukan didalam kelas dengan aktivitas yang selalu sama setiap harinya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Reza Parham

Tags

Rekomendasi

Terkini

X