Khutbah Jumat 2024 Tema Aktifitas Sehari-Hari Yang Bernilai Ibadah

photo author
- Kamis, 20 Juni 2024 | 09:23 WIB
Keutamaan sedekah hari jumat
Keutamaan sedekah hari jumat


Secara umum, ibadah mahdhah merupakan ibadah yang sudah ditetapkan oleh Allah swt, seperti tata cara dan perinciannya, meliputi sifat, waktu, tempat dan sebagainya. Ibadahnya bersumber pada kaidah dalam Al-Qur’an dan hadits. Sedang pelaksanaannya berpola kepada segala sesuatu yang dicontohkan oleh Rasulullah saw dan diteruskan oleh para sahabat Nabi.


Salah satu contoh ibadah mahdhah yang menjadi kewajiban umat Islam adalah seperti shalat, zakat, puasa, dan haji. Ibadah-ibadah tersebut secara ushul (dasar) sudah ditetapkan dalam Al-Qur’an dan Hadits, yang berbeda pada setiap ulama dan zaman hanya pada furu’ (cabang).


Hadirin rahimakumullah,

Selain ibadah mahdhah yang bersifat ritual dan berasaskan kepatuhan dan ketaatan, ada juga ibadah ghairu mahdhah yang sifatnya lentur dan tidak ada tata cara atau perinciannya dengan mendetail.

Karena sifatnya yang lentur maka umat Islam tidak diwajibkan untuk melaksanakannya, akan tetapi jika dilakukan maka itu lebih baik, bahkan bisa menjadikan wasilah (perantara) seorang Muslim masuk ke dalam surga.

Contoh dari ibadah ghairu mahdhah seperti zikir, dakwah, sedekah, berbuat baik pada orang tua, kerabat, tetangga, saling tolong menolong dan lain-lain. Intinya interaksi sosial kita dengan manusia yang lain dan memberikan kemaslahatan serta mendekatkan diri kepada Allah swt, maka dihitung sebagai ibadah, bahkan itu hanya sekadar berbagi senyum, berbagi salam, berjabat tangan dan sebagainya.


Hadirin rahimakumullah,

Dari penjelasan di atas kita bisa memahami dan menilai bahwa sesungguhnya cakupan ibadah di dunia ini sangatlah luas dan beragam, sehingga ketika kita sanggup menjalankan keduanya, berarti kita menjadi insan yang sempurna, baik secara vertikal, hubungan kita dengan Allah, maupun yang horizontal, hubungan kita dengan sesama manusia dan alam semesta.


Sesungguhnya berbagai aktivitas yang kita kerjakan di dunia bisa bernilai ibadah jika diniatkan dengan baik dan berdampak dengan baik. Sehingga niat dan tujuan menjadi hal yang penting ketika kita akan memulai dan melakukan suatu pekerjaan.


Hal ini sebagaimana disabdakan oleh Rasulullah saw dalam haditsnya yang bersumber dari Amirul Mukminin, Abu Hafsh ‘Umar bin Al-Khattab ra, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah saw bersabda:


إنَّمَا الأعمَال بالنِّيَّاتِ وإِنَّما لِكُلِّ امريءٍ ما نَوَى فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إلى اللهِ ورَسُولِهِ فهِجْرَتُهُ إلى اللهِ ورَسُوْلِهِ ومَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُها أو امرأةٍ يَنْكِحُهَا فهِجْرَتُهُ إلى ما هَاجَرَ إليهِ


Artinya: Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rasul-Nya. Siapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya kepada yang ia tuju (HR Bukhari dan Muslim) [HR. Bukhari, no. 1 dan Muslim, no. 1907].


Hadirin rahimakumullah,

Maka dari itu, senantiasa kita harus memiliki niat dan tujuan yang baik agar segala sesuatu yang kita kerjakan menjadi baik, perpahala dan menjadi amalan akhirat. Dan jangan sampai sesuatu yang sifatnya akhirat justru karena niat dan tujuan kita jelek, karena dunia, malah menjadi perkara dunia dan berdosa.


Hal ini sebagaimana yang telah disabdakan oleh Rsulullah saw:

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Subandi Arya

Tags

Rekomendasi

Terkini

X