METRO SULTENG-Selain ibadah yang diwajibkan Allah swt seperti shalat, puasa, zakat, ada juga ibadah ghairu mahdhah dalam kehidupan sehari-hari sebagai bentuk pengabdian diri kepada Allah swt.
Berikut materi khutbah terbaru tentang ibadah sehari-hari kepada Allah swt.
Khutbah I
الحَمْدُ لِلّٰهِ الْمَلِكِ الدَّيَّانِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَتَابِعِيْهِ عَلَى مَرِّ الزَّمَانِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الْمُنَـزَّهُ عَنِ الْجِسْمِيَّةِ وَالْجِهَةِ وَالزَّمَانِ وَالْمَكَانِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ كَانَ خُلُقُهُ الْقُرْآنَ أَمَّا بَعْدُ، عِبَادَ الرَّحْمٰنِ، فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ المَنَّانِ، الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ: وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ
Hadirin rahimakumullah,
Pada kesempatan yang mulia dan hari yang agung ini, di hadapan para hadirin, khatib mengajak kepada jamaah Jumat sekalian untuk senantiasa meningkatkan kualitas takwa kita kepada Allah swt, yakni dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Karena sesungguhnya ketakwaan itu sangat penting sebagai modal kita dalam kehidupan dunia dan juga akhirat. Hal ini ditegaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 197:
وَتَزَوَّدُوا۟ فَإِنَّ خَيْرَ ٱلزَّادِ ٱلتَّقْوَىٰ ۚ وَٱتَّقُونِ يَٰٓأُو۟لِى ٱلْأَلْبَٰبِ
Artinya: Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal (QS Al-Baqarah: 197).
Hadirin rahimakumullah,
Kita sebagai umat Islam diperintahkan untuk selalu beribadah kepada Allah swt, baik dalam keadaan sehat maupun sakit, baik dalam sibuk maupun senggang. Ibadah sendiri secara bahasa berarti merendahkan diri serta tunduk. Sedangkan menurut syara’, ibadah adalah segala sesuatu yang dicintai dan diridhai Allah swt, baik berupa ucapan atau perbuatan, yang zhahir maupun yang bathin.
Allah swt sendiri telah berfirman di dalam Al-Qur’an surat Adz-Dzaariyat ayat 56-58 bahwa makhluk di alam semesta (manusia dan jin) diciptakan untuk menyembah, tunduk, patuh kepada Allah swt:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ مَا أُرِيدُ مِنْهُم مِّن رِّزْقٍ وَمَا أُرِيدُ أَن يُطْعِمُونِ إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ
Artinya: Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku. Aku tidak menghendaki rezeki sedikit pun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi makan kepada-Ku. Sesungguhnya Allah Dia-lah Maha Pemberi rezeki, yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh (QS Adz-Dzaariyat: 56-58).
Hadirin rahimakumullah,
Dalam praktiknya sehari-sehari, ibadah dibagi menjadi dua, yakni ibadah mahdlah dan ghairu mahdlah. Atau dalam bahasa akademisi dikenal dengan ibadah ritual dan ibadah sosial. Kedua-kedunya merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain, karena keduanya berjalan berkelindan.