Khutbah Jumat 16 Februari 2024: Menghormati Perbedaan Pilihan Politik, Jangan Jadikan Sebagai Permusuhan Karena Dosa Besar

photo author
- Jumat, 16 Februari 2024 | 07:16 WIB
Materi khutbah jumat jaga persaudaraan ditahun politik
Materi khutbah jumat jaga persaudaraan ditahun politik

Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah

Tidak hanya sampai di situ, perbedaan pendapat juga terjadi terkait siapa seharusnya yang menggantikan Rasulullah saw menjadi seorang pemimpin. Para sahabat Ansor dan Muhajirin berbeda pendapat saat hendak menentukan seorang pemimpin pengganti Rasulullah saw.

Bertempat di Saqifah bani Sa‘idah, kaum Ansor memilih Said bin Ubaidillah, pemuka suku Khazraj, sebagai pengganti Rasulullah saw. Namun Abu Bakar, Umar, dan Ubaidah menyampaikan ketidaksetujuan kaum Muhajirin atas pilihan kaum Ansor itu.

Menurut kaum Muhajirin, pemimpin pengganti Rasulullah itu sebaiknya dari kalangan Quraisy. Namun usulan ini juga ditentang oleh al-Hubab bin Mundzir dari kalangan Ansor.

Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah

Di saat terjadi perdebatan sengit tersebut, Abu Bakar mengajukan dua calon khalifah, yaitu Abu Ubaidah bin Jarrah dan Umar bin Khattab.

Namun kedua tokoh ini menolak usulan tersebut. Agar tidak terjadi perdebatan yang berlarut-larut, sahabat Umar pun berinisiatif membaiat Abu Bakar dengan suara lantang dan kemudian diikuti oleh Abu Ubaidah.

Para ulama menyebutkan bahwa Abu Bakar al-Shiddiq merupakan satu-satunya sahabat Nabi yang pernah menggantikan Nabi Muhammad Saw sebagai imam salat.

Pesan secara tersirat bahwa Abu Bakar memang layak menggantikan Rasulullah. Dalam Tarikh al-Khulafa karya Imam as-Suyuthi disebutkan bahwa untuk menghindari perseteruan berkepanjangan antara kaum Muhajirin dan Ansor, di mana kaum Ansor sudah berkumpul di Bani Tsaqifah untuk mengangkat Sa'ad bin Ubadah sebagai pemimpin, Abu Bakar al-Shiddiq menghampiri mereka dan melakukan distribusi kekuasaan.

Abu Bakar al-Shiddiq mengatakan, kami adalah pemimpinnya, dan kalian adalah para menterinya (Nahnu al-Umara’ wa Antum al-Wuzara’)

Hadirin sidang Jumat yang dirahmati Allah

Contoh perbedaan pendapat di atas dalam memilih pemimpin seharusnya kita jadikan pelajaran yang berharga.

Terlebih lagi kita ini berada di negara yang satu dengan keberagaman yang cukup berwarna.

Berdebat sesengit apapun, selagi tidak mengucapkan ujaran kebencian, menyebarkan berita bohong, saling menjatuhkan personal, itu merupakan hal yang biasa dalam hidup di negara demokrasi.

Setelah sudah ada ketetapan dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) siapa pemimpin yang terpilih, kita harus mendukung dan tidak boleh memberontak pemimpin yang sudah dipilih secara jujur dan adil. Rasulullah saw bersabda:

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Subandi Arya

Tags

Rekomendasi

Terkini

X