METRO SULTENG - Gelaran KTT ke-42 ASEAN di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, baru saja selesai dilaksanakan pada tanggal 7-11 Mei 2023 lalu.
Sebagai tindak lanjut dan sosialisasi pencapaian hasil pertemuan tersebut, Kementerian Luar Negeri mengundang kementerian/lembaga dalam rapat pleno Sekretariat Nasional ASEAN yang diselenggarakan Jumat 26 Mei 2023 di Ruang Nusantara, Kementerian Luar Negeri.
Baca Juga: Wacanakan Dana Desa Naik Rp 5 Miliar per Desa, Muhaimin: Apakah Kades Sanggup?
Direktur Jenderal (Dirjen) Pembangunan Desa dan Perdesaan, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi RI selaku focal point Senior Official Meeting on Rural Development and Poverty Eradication (SOMRDPE) Indonesia, turut menghadiri rapat pleno hari itu.
Untuk mendukung kekuatan Indonesia di tingkat ASEAN tahun 2023 dalam bidang pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa dan perdesaan, Kemendesa PDTT menginisiasi pembentukan Jejaring Desa ASEAN (ASEAN Village Network) sebagai upaya menjalin kerja sama desa dan mengarusutamakan pembangunan desa skala regional.
Baca Juga: Polres Morowali Ungkap Kasus Curanmor Di Desa Siumbatu, Pelakunya Jual Hasil Curian 4 Juta
ASEAN Village Network, telah diadopsi pada Leaders Statement dalam agenda KTT ke-42. Olehnya, dalam rapat pleno yang dihadiri berbagai kementerian dan lembaga, Dirjen Pembangunan Desa dan Perdesaan, Sugito S.Sos, M.H menyatakan kesiapannya dalam mendukung suksesnya pembentukan ASEAN Village Network.
Baca Juga: Kades Buton di Morowali Tegaskan Aparatnya Jangan Jadi Pengurus Partai dan Timses, Jika Terbukti Bisa Disanksi
“Kementerian Desa PDTT melalui Dirjen Pembangunan Desa dan Perdesaan, siap menyukseskan usulan tersebut. Saat ini, kami telah melaksanakan sosialisasi dan koordinasi terkait dengan penunjukan desa nominasi dan persiapan pembahasan Kerangka Kerja ASEAN Village Network, yang nantinya akan dinotasi dalam KTT ASEAN selanjutnya pada bulan September 2023” ujar Sugito.
Baca Juga: Daftar 55 Bacaleg, PKB Sulteng Target Rebut Minimal 1 Kursi 1 Dapil
Rapat koordinasi dan sosialisasi tersebut dihadiri oleh 9 perwakilan desa yang menjadi desa nominasi, yang meliputi 3 (tiga) kategori. Yaitu Desa Wisata, Desa Digital dan Desa OVOP (One Village One Product) serta diikuti oleh perwakilan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa kabupaten terkait.
"Bebagai persiapan telah kami lakukan. Diantaranya berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri dan Sekretariat ASEAN. Saat ini, kami sedang mempersiapkan pelaksanaan pertemuan ASEAN Village Network pertama yang rencananya digelar bulan Juli secara back-to-back," jelas Dirjen Pembangunan Desa dan Perdesaan.
Baca Juga: Ketum PKB Muhaimin Iskandar Dukung Putusan Luhut Soal Permintaan Cina Bayar Utang Pakai APBN
Melalui ASEAN Village Network, desa nominasi anggota tersebut nantinya akan saling berbagi pengalaman dan praktik baik, dalam membangun dan memberdayakan masyarakat desa terkait dengan ketiga bidang tersebut.
"Ini adalah inisiasi yang berasal dari desa untuk menyeimbangkan pembangunan. Jika kota-kota di ASEAN mempunyai jejaring yang bernama ASEAN Smart City Network, maka desa mempunyai ASEAN Village Network. Jejaring yang akan bersama membangun ASEAN dari desa,” tandas Sugito. ***