METRO sulteng-Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Afriansyah Noor mengakui jika para Tenaga Kerja Asing (TKA) asal Cina yang bekerja di sejumlah perusahaan tambang nikel di Sulawesi Tengah tidak bisa berbahasa Indonesia. Ia minta kedepannya, para TKA bisa berbahasa Indonesia dengan mengikuti kursus.
"Kita saja kalau ngirim tenaga kerja ke luar negeri harus dilatih dulu agar bisa mengerti apa-apa yang terjadi. Itu bukan saja untuk kelancaran kerja, juga bermanfaat untuk perlindungan dirinya. Jadi tidak bisa begitu saja asal kirim," kata Wamenaker saat dialog dalam coffe morning bersama wartawan di kantornya, Jakarta, Senin (13/3/2023).
Baca Juga: Ini Kawasan Hutan Sulteng dan Poin-Poin Yang Disepakati Dalam Renja Indonesia's Folu Net Sink 2030
Afriansyah juga menjelaskan bahwa jumlahnya TKA asal Cina di PT GNI sekitar 1.300 TKA. Dari data, ada selisih 534 orang, tetapi bukan ribuan orang seperti yang diberitakan.
"Itu pun karena ada beberapa TKA yang belum memiliki kelengkapan perizinan yang benar, yang sesuai dengan aturan yang berlaku. Izin kerja TKA adalah 5 tahun. Mereka pada umumnya adalah pekerja keras. Sayangnya mereka tidak bisa berbahasa Indonesia. Walau pun demikian, hubungan sehari-hari TKA dengan pekerja lokal, selalu baik," ujarnya.***