METRO SULTENG - Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) ke depan, dinilai perlu mempertimbangkan pemindahan ibu kota provinsi ke lokasi yang lebih strategis dan memiliki daya dukung yang lebih baik.
Sebagai salah satu provinsi tujuan investasi di Indonesia, Kota Palu yang saat ini ibu kota Provinsi Sulteng, sudah cukup padat. Lahan pengembangannya juga terbatas.
Selain itu, posisi Kota Palu tidak berada di lokasi yang sentral bagi kabupaten-kabupaten lain di Sulteng. Olehnya, perlu dipikirkan ibu kota baru yang mampu mengakomodir kepentingan seluruh kabupaten lain.
Baca Juga: Iksan-Iriane Sowan ke Kediaman Taslim, Silaturahmi Tanpa Diskusi Berat
Hal itu diutarakan praktisi dan mantan birokrat Sulteng, Dr. Hasanuddin Atjo, pada Kamis (6/3/2025) malam di Kota Palu.
Jika ibu kota provinsi dipindahkan, ia menjagokan Kabupaten Parigi Moutong berpotensi menjadi calon ibu kota baru Sulteng di masa depan.
"Parigi Moutong cocok jadi calon ibu kota Sulteng. Ini akan berdampak pada pemerataan pertumbuhan ekonomi antar kabupaten. Letaknya yang strategis di Teluk Tomini, dengan garis pantai sepanjang 472 kilometer, memungkinkan konektivitas yang lebih baik dengan berbagai daerah," ujar Dr. Atjo.
Parigi Moutong, menurutnya, memiliki akses transportasi yang lebih memadai, baik jalur udara maupun laut. Posisi geografisnya juga mendukung koneksi ke Kabupaten Banggai bersaudara, Sigi, Donggala, Buol, Tolitoli, Morowali, Tojo Una-Una, dan Poso.
Baca Juga: Ramadan di Swiss-Belinn Luwuk, Dapat Voucher Menginap dan Buka Puasa Gratis
Selain itu, rencana pembangunan infrastruktur seperti Tol Tambu-Kasimbar dan akses laut dari Banggai bersaudara ke Teluk Tomini, dapat semakin memperkuat konektivitas Parigi Moutong dengan daerah lain.
"Jika akses jalan dari Teluk Tomini ke Selat Makassar bisa dibangun, termasuk jalan dari Teluk Tolo ke Teluk Tomini, maka pemerataan ekonomi di Sulteng dapat tercapai lebih cepat. Dengan begitu, euforia pemekaran provinsi baru di Sulteng bisa direduksi. Karena kebutuhan akses dan pemerataan ekonomi sudah terakomodasi," tambahnya menyoal Parigi Moutong.
Dr. Atjo juga menekankan pentingnya kesiapan Parigi Moutong dalam menyambut peluang ini. Terutama bupati terpilih nanti, diharapkan mulai mempersiapkan berbagai aspek.
Mulai dari kajian akademik mengenai untung rugi pemindahan ibu kota, pembangunan infrastruktur jalan penghubung ke pusat jasa dan logistik, serta kesiapan sumber daya manusia (SDM) pelayanan di ibu kota baru.
Ia juga mengusulkan pembangunan bandara internasional di Parigi Moutong sebagai bagian dari strategi jangka panjang. Sebab, Bandara Mutiara Sis Aljufri Palu sudah sulit dikembangkan karena keterbatasan lahan.