Presiden Tegaskan Komitmen Melawan Radikalisme, Menag: Vaksinnya Kurikulum Cinta

photo author
- Kamis, 6 Februari 2025 | 12:42 WIB

METRO SULTENG–Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menegaskan komitmennya dalam memerangi radikalisme dan menjaga persatuan bangsa dalam pidatonya pada peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-102 Nahdlatul Ulama (NU) di Istora Senayan, Jakarta, 05 Februari 2025.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden mengapresiasi peran NU dalam sejarah perjuangan Indonesia, khususnya dalam mempertahankan kemerdekaan dan menjaga persatuan nasional melalui pendekatan moderasi dan toleransi. Ia menekankan bahwa keberhasilan suatu negara harus diperjuangkan dengan kerja keras, persatuan, dan moderasi.

Baca Juga: Langka dan Tembus Rp100 Ribu Pertabung, Pedagang Kecil Menjerit dan Mengeluh di Morowali Utara

"NU, bersama organisasi Islam lainnya seperti Muhammadiyah dan Persis, merupakan kelompok mayoritas yang mengedepankan pendekatan moderat, menyejukkan, serta saling menghormati dan melindungi semua umat lainnya," ujar Presiden Prabowo.

Presiden juga mengingatkan seluruh aparat negara untuk setia kepada bangsa dan rakyat Indonesia. Ia menegaskan bahwa siapa pun yang tidak setia atau menghalangi kebijakan yang bertujuan membantu rakyat akan ditindak tegas. "Kesetiaan aparat kepada rakyat dan negara adalah harga mati," tambahnya.

Baca Juga: KPP Pratama Tolitoli Tepis Isu Tidak Lakukan Pra Implementasi Apk Coretax

Pada kesempatan tersebut, Presiden juga membuka secara resmi Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama 2025. Ia mengajak seluruh elemen bangsa untuk bersatu menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan melawan segala bentuk radikalisme yang berpotensi mengancam persatuan bangsa.

Acara ini turut dihadiri oleh Wakil Presiden Gibran Rakabuming, Wakil Presiden Ke-13 RI Ma’ruf Amin, para duta besar, Menteri Kabinet Merah Putih, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Rais Aam PBNU Miftahul Akhyar, serta Sekretaris Jenderal PBNU Syaifullah Yusuf.

Menutup pidatonya, Presiden menegaskan kembali komitmennya untuk membangun pemerintahan yang bersih, bebas dari penyelewengan dan korupsi, serta berani mengoreksi diri demi kepentingan bangsa dan rakyat Indonesia.

Menag: Kurikulum Cinta sebagai Vaksin Radikalisme

Menteri Agama Republik Indonesia, Nasaruddin Umar, dalam kesempatan berbeda, memperkenalkan konsep "Kurikulum Cinta" sebagai strategi mencegah radikalisme dan menumbuhkan toleransi sejak dini.

Baca Juga: Khutbah Jumat Terbaik Tema Empat Cara Meraih Rezeki Dari Allah Yang Penuh Berkah Yang Membuat Hambanya Bisa Kaya Raya

"Kurikulum ini bertujuan menanamkan nilai-nilai cinta kasih dan toleransi pada anak-anak, sehingga mereka tumbuh dengan pemahaman yang mendalam terhadap keberagaman," ujar Menag Nasaruddin dalam Sarasehan Ulama NU.

Menag menekankan bahwa agama harus diajarkan dengan pendekatan cinta, tanpa menanamkan kebencian terhadap pihak yang berbeda keyakinan. "Setiap guru agama harus mengajarkan kebenaran agamanya tanpa membangun kebencian terhadap yang lain," tegasnya.

Baca Juga: Prabowo Perintahkan Cek Kesehatan Gratis Mulai 10 Februari di Puskesmas dan Klinik

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Subandi Arya

Tags

Rekomendasi

Terkini

X